jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara pemerintah terkait penanganan virus Corona Achmad Yurianto menyebut Kemenkes belum melakukan identifikasi tempat-tempat yang menjadi lokasi rawan penyebaran virus Corona di Jakarta.
Kemenkes lebih fokus menelusuri kontak dari dua kasus WNI yang terinfeksi Corona.
BACA JUGA: Anies Minta Warga Jangan ke Tempat Hiburan yang Diduga Terjangkiti Corona Itu
Yuri mengungkap hal tersebut untuk mengomentari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta masyarakat tidak mendatangi lokasi yang diduga sebagai tempat terjangkiti virus Corona.
"Soal daerah rawan Corona di Jakarta tidak ada. Kami tidak ada daftar daerah rawan Corona ini," kata Yuri di kantor Kemenkes, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (4/3).
BACA JUGA: Anies Baswedan Melarang Warga Punya Gejala Terjangkiti Virus Corona Datang ke RS
Dia mengatakan, penularan Corona bukan berasal dari tempat. Penularan dilakukan dari orang ke orang. Dari situ, Kemenkes tidak perlu mengindentifikasi tempat Corona.
"Corona ini tidak jalan sendiri. Dia ada di tubuh orang. Jadi daerah rawan Corona sebetulnya RS Sulianti Saroso. Makanya jangan keluyuran ke sana," tutur dia.
BACA JUGA: WN Jepang yang Kena Corona Itu Sempat Singgah di Jakarta Barat
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tidak mendatangi lokasi yang diduga sebagai tempat terjangkiti virus Corona.
"Kami imbau pada masyarakat untuk jangan bepergian ke lokasi yang sudah dinyatakan sebagai tempat terjangkiti," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (2/3).
Dari kabar yang sudah beredar, dua kasus yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona karena salah satu korban awalnya berinteraksi dengan WNA Jepang yang berdomisili Malaysia itu di kelab bernama Paloma dan Amigos pada 14 Februari 2020.
Walakin tidak menyebut secara gamblang, Anies mengindikasikan imbauan tersebut pada dua tempat itu. "Ada tempat yang sudah disebut, yaitu tempat hiburan yang di situ dideteksi terjadi penukaran," kata Anies. (mg10/jpnn)
Adian Napitupulu: Banjir Jakarta Karena Anies Tak Bisa Kerja
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan