jpnn.com - BULAN Mei-November 1931 digelar perhelatan akbar Internationale Koloniale Tentoonstelling di Paris, Perancis. Semua kerajaan yang mempunyai tanah jajahan seperti Perancis, Inggris, Belgia, Portugal, Spanyol, Belanda dan lain-lain ambil bagian. Masing-masing memamerkan produk budaya tanah jajahannya.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Andries Cornelis Dirk de Graeff menugaskan P.A.J Moojen, Ketua Perkumpulan Seni Hindia Belanda memimpin delegasi Hindia Belanda ke perhelatan itu. Dia membawa kurang lebih 50 orang perajin dan tukang dari Bandung.
BACA JUGA: Hikayat Galeri Senirupa Pertama di Indonesia
Perwakilan Hindia Belanda menempati total wilayah pameran seluas tiga hektar. Dibantu para tukang dari Bandung, Moojen merancang anjungan berupa istana seluas enam ratus meter persegi dengan lebar bagian depan lebih dari seratus meter di perbatasan Lac Daumesnil, di tengah-tengah area pameran.
Anjungan itu ditata sedemikian apik dan elegan sehingga menjadi salah satu bangunan terbaik dan menjadi primadona dalam perhelatan tersebut. Frances Gouda dalam buku Dutch Culture Overseas: Colonial Practic e in the Netherlands Indies, 1900-1942, menyebut anjungan Hindia Belanda yang dibangun para seniman Bandung itu menyerupai istana eklektik dari negeri dongeng.
BACA JUGA: Lihat! Ini Lho Foto Pemilik Real Estate Pertama di Indonesia
Sedangkan Erik Orsenna, novelis dan politisi Perancis dalam buku De Koloniale Tentoonstelling, berpendapat rancangan Moojen dan para seniman Bandung itu adalah, “tontonan paling menakjubkan sepanjang sejarah Perancis.”
Hubungan yang erat dan intensif antara para seniman Bandung dan Paris selama perhelatan yang dihadiri tiga puluh empat juta pengunjung tersebut, pada akhirnya menebar pengaruh warna nuansa Eropa ke Kota Bandung. Sehingga kota kembang kemudian terkenal dengan julukan Paris van Java. (wow/jpnn)
BACA JUGA: Mau Tahu Real Estate Pertama di Indonesia? Ini Dia Lokasi dan Fotonya!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Babak Terakhir Pasukan Rahasia Jenderal Soedirman
Redaktur : Tim Redaksi