Begini Penampakan Kapal yang Diledakkan

Kamis, 21 Mei 2015 – 07:10 WIB
SHOCK THERAPY: Kapal nelayan ilegal Malaysia diledakan di Perairan Belawan, Sumut, Rabu (20/5). Foto: Danil Siregar/Sumut Pos/JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Kemarin (20/5), 41 kapal illegal fishing ditenggelamkan secara serentak di berbagai wilayah laut Rabu (20/5). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman itu.

”Hari ini (20/5) menjadi sebuah hadiah bagi kita dengan menenggelamkan kapal nelayan ilegal sebanyak 41 buah,” ungkap Susi saat menyampaikan pidato Kebangkitan Maritim di Gedung Mina Bahari III Rabu (20/5).

BACA JUGA: Ingin Tahu Beras Plastik atau Bukan? Begini Caranya

Kapal-kapal yang dibakar tersebut telah melalui proses hukum dan divonis bersalah. Kapal itu berasal dari Filipina, Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia.

Kemarin KKP kebagian menenggelamkan 19 kapal nelayan asing. Penenggelaman kapal tersebut tersebar di berbagai perairan. Di antaranya, 11 kapal ditenggelamkan di perairan Bitung, Sulawesi Utara; 6 kapal di Pontianak, Kalimantan Barat; 1 kapal di perairan Belawan, Sumatera Utara; dan 1 kapal di perairan Aceh.

BACA JUGA: Waduh! Diajak Islah, Respon Kubu Ical kayak gini

Sementara itu, TNI-AL telah berhasil mengebom 22 kapal. Yakni, 17 kapal dibom di Ranai, Kepulauan Riau; 4 kapal di Bitung, dan 1 kapal di Tanjung Balai, Asahan.

Seperti di Pulau Natuna, Batam, TNI-AL telah menenggelamkan kapal nelayan asing ilegal. Untuk penenggelaman tersebut, TNI-AL mengerahkan Komando Pasukan Katak. Danlanal Ranai Kolonel Laut (P) Arif Badrudin mengatakan, penenggelaman sembilan kapal ikan nelayan berbendera asing itu merupakan perintah Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Agung Ajak Islah

Namun, dampak penenggelaman kapal-kapal asing yang mencuri ikan dari laut Indonesia tersebut belum diketahui dengan pasti. ”Efeknya masih belum tahu. Sejauh ini ya terlihat dari data BPS tentang sektor perikanan naik menjadi 8,64 persen,” jelas Susi saat ditemui di konferensi brifing di kediamannya kemarin.

BPS melansir data, pada akhir triwulan IV 2014 sektor perikanan sebesar 7,46 persen, namun pada 2015 naik menjadi 8,64 persen.

Sehingga mengalami kenaikan 1,18 persen. Bukan hanya itu, Susi juga telah melakukan konfirmasi dengan menteri ESDM bahwa impor BBM Indonesia turun 30 persen. ”Karena penggunaan solar oleh kapal besar itu berkurang,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Departemen Energi dan Sarana Prasarana Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Siswaryudi Heru menyatakan, berkurangnya kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia masih belum berdampak bagi nelayan tradisional. ”Biasanya di Pulau Jawa dan Sumatera,” ucap dia.

Menurut Siswaryudi, dampak penenggelaman belum terasa ke nelayan lokal karena alat tangkap cangkrang dilarang digunakan nelayan. Sebelumnya Susi bergeming melarang penangkapan menggunakan cangkrang.

”Solusi masih menjadi wacana. Seharusnya perlu ada waktu bagi nelayan untuk melakukan transisi membeli alat tangkap baru,” tuturnya. (lus/c9/end)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Perbedaan Beras Asli dengan Beras Plastik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler