Begini Pengobatan untuk Pasien Kanker selama Masa Pandemi Covid-19

Kamis, 21 Mei 2020 – 10:48 WIB
Kanker payudara. Foto: AMDC

jpnn.com, JAKARTA - Pengobatan untuk pasien kanker tidak boleh berhenti meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19 saat ini

Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik Adi Husada Cancer Center (AHCC), dr Niken Putu Ayu Amrita,Sp.PD.KHOM mengatakan, pengobatan kanker harus tetap berjalan.

BACA JUGA: Inilah Ciri-Ciri Gejala Awal Kanker Otak

"Tentunya pengobatan kanker di tengah pandemi yang kami perhatikan ialah mempertimbangkan benefit yang diterima pasien," katanya dalam live facebook AHCC baru-baru ini.

Namun demikian, ungkap dr Niken, ada pertimbangan yang harus dipatuhi. Sesuai anjuran pakar onkologi perawatan pasien kanker dikategorikan tiga, yaitu: 

BACA JUGA: Aktor Ganteng Korea Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Kanker

1. Perawatan pasien kanker aktif

Untuk kategori ini, kata Niken, bila sudah dijadwalkan melakukan kemoterapi, radioterapi atau pengobatan lainnya sebaiknya dilanjutkan. Sebab, bila tidak dilanjutkan akan berpengaruh pada perjalanan kankernya.

BACA JUGA: Kabar Duka, Musisi Senior Indonesia Meninggal Dunia Usai Melawan Kanker

"Bila ditunda akan berpegaruh pada hasil pengobatannya. Misalnya, dijadwalkan radioterapi untuk memperkecil kankernya kalau ditunda ini bisa tidak tercapai," ujarnya.

2. Pasien baru, di mana ada kecurigaan kanker

"Ini juga harus segera diketahui, sebaiknya bila ada kecurigaan segera hubungi dokter onkologi terkait diagnosis dini," katanya.

Menurut Niken, bila ada kecurigaan tidak bisa ditunda lagi untuk pergi ke rumah sakit.

"Tapi tetap harus memperhatikan sosial distancing dan tetap jaga kebersihan," katanya.

3. Pasien yang pernah diagnosis kanker tapi sudah selesai pengobatannya

Niken mengatakan, untuk kategori ini biasanya pasien hanya perlu untuk check up berkala.

Check up tersebut bisa didiskusikan dengan dokter yang menanggani, apakah bisa ditunda 2 minggu atau 3 minggu setelah pandemi.

"Kalau memang bisa ditunda yang sebaiknya ditunda," katanya. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler