Begini Penjelasan Facebook soal Pencurian Data Pelanggan

Selasa, 17 April 2018 – 12:59 WIB
facebook. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kebijakan Publik Facebook (FB) Indonesia Ruben Hattari mengatakan, pada 2013 ada sebuah aplikasi (thisisyourdigitallife) yang dikembangkan peneliti bersama Aleksandr Kogan, akademisi di Cambrigde University.

Namun, dia memastikan bahwa Kogan bukan dan tidak pernah menjadi karyawan FB. Aplikasi yang diciptakan Kogan sama dengan lainnya yang menggunakan platform FB menggunakan fitur Facebook Login yang tersedia secara umum.

BACA JUGA: Komisi I Bakal Cecar Habis Facebook

"Facebook Login memungkinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk meminta persetujuan dari pengguna aplikasi Facebook agar aplikasi mereka bisa mengakses kategori data tertentu yang dibagikan pengguna tersebut dengan teman Facebook mereka," kata Ruben saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Senin (17/4).

Dia menambahkan penggunaan Facebook Login sesuai dengan kebijakan yang telah diatur dalam platform FB. "Kami dengan tegas melarang penggunaan dan pengiriman data yang dikumpulkan menggunakan cara ini untuk tujuan lain," klaim dia di hadapan rapat yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari itu.

BACA JUGA: Bu Mega Difitnah Lagi, Kader PDIP Lapor Polisi

Ruben melanjutkan, setelah mendapatkan data pengguna FB, Kogan memberikannya kepada Cambridge Analytica. Dia memastikan FB tidak memberikan izin atau menyetujui pemindahan dara tersebut.

Hal ini merupakan pelanggaran kebijakan platform FB. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari laporan media, Desember 2015 FB menangguhkan akses aplikasi tersebut untuk menggunakan Facebook Login. FB menuntut Dr Kogan dan perusahaannya saat itu, Global Science Research Limited (GSR) dan entitas lainnya yang sudah dikonfirmasi bahwa mereka telah menyerahkan data yang terkumpul melalui aplikasi ke entitas tersebut untuk memberikan penjelasan dan segera menghapus semua data tersebut.

BACA JUGA: Balita Dijual Rp 1 Miliar di Facebook

Menurut dia, aplikasi itu tidak mendapatkan informasi akun yang sensitif seperti password atau informasi finansial. Pengembang aplikasi pihak ketiga dalam kasus ini hanya memiliki akses data ke orang yang telah mengunduh aplikasi dan memberikan akses datanya kepada aplikasi itu.

"Data dalam hal ini termasuk informasi teman mereka data yang dipublikasikan teman mereka di platform Facebook sesuai dengan pengaturan privasinya. Kebijakan platform Facebook yang ada saat itu memberlakikan sejumlah persyaratan bagi penyedia aplikasi untuk berperilaku sesuai peraturan platform kami. Aturan tersebut dilanggar oleh Dr Kogan," ungkapnya.

Nah, dia menambahkan Maret 2018, media menghubungi FB mempertanyakan apakah pihak-pihak terkait benar telah menghapus data yang mereka miliki sesuai pengakuan yang telah tersertifikasi secara hukum. "Kami secepatnya melakukan penyelidikan lebib lanjut mengenai hal ini," katanya.

Sejauh ini, Ruben menambahkan, FB belum menemukan bukti bahwa mereka melanggar sertifikasi penghapusan dengan tidak menghapus data yang mereka miliki. Tapi, FB akan terus mendalami kemungkinan ini sembari membantu penyelidikan yang dilakukan Komisioner Informasi Inggris (ICO).

"ICO meminta kami menunda melakukan langkah-langkah audit dan pencarian fakta tertentu sambil menunggu penyelidikan mereka selesai," paparnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Facebook Harus Ungkap Tujuan Gunakan Data 1 Juta Pelanggan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler