jpnn.com, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Fertilitas in Vitro Indonesia (Perfitri) Hendy Hendarto menjelaskan pentingnya pedoman konsensus terkait endometriosis.
Diketahui, PT Bayer dan para pakar menerbitkan 'Diagnosis Klinis dan Penatalaksanaan Medis Dini untul Endometriosis: Konsensus untuk Asia'.
BACA JUGA: Perempuan Wajib Tahu! Begini Penjelasan soal Penyakit Endometriosis
"Panduan hasil kolaborasi para pakar ini mengusung paradigma baru dengan menggeser diagnosis berdasarkan pembedahan, menjadi lebih sederhana yaitu berdasarkan gejala klinis, sehingga mempercepat diagnosis endometriosis," kata Hendy, Selasa (29/3).
Dia menjelaskan pedoman tersebut akan menggunakan inovasi bari berupa terapi medis lebih awal untuk menghentikan progresivitas endometriosis.
BACA JUGA: Rekomendasi Klinik Fertilitas dengan Fasilitas Program Inseminasi Buatan
Hendy menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ialah informasi mengenai nyeri panggul dan infertilitas, gejala ginekologis, gejala siklus nonginekologis, dan remaja dengan nyeri hebat yang tidak responsif terhadap obat penghilang nyeri nonsteroid.
"Jika menunjukkan kecenderungan endometriosis, maka segera dilakukan pemeriksaan panggul. Berikutnya, akan ditetapkan apakah pasien menderita endometriosis sehingga bisa segera melakukan pengobatan dini," tutur Hendy.
BACA JUGA: Bantu Pasutri Segera Dapat Momongan, Morula IVF Indonesia Buka Klinik Fertilitas di Solo
Diketahui, pedoman konsensus ini merupakan hasil kolaborasi para ahli klinis dari Indonesia, Singapore, Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, India, Korea, Vietnam serta didukung oleh stakeholder Global dari Perancis dan Jerman, di mana panduannya disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing negara. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada Ya Girls, Ini 5 Hal yang Bisa Merusak Kesuburan
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih