jpnn.com, JAKARTA - Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah dan Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud menyambut baik keputusan pemerintah pusat akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah mereka yang termasuk Provinsi Kalimantan Timur itu.
Menurut Edi, pemindahan ibu kota ke Kaltim merupakan pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan pemerataan pembangunan nasional. Sebab, secara geografis, Kaltim berada di tengah-tengah wilayah Indonesia, sehingga akan memudahkan koordinasi Pemerintah Pusat dengan wilayah seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Semoga Proyek Pemindahan Ibu Kota Tidak Mangkrak di Tengah Jalan
Edi mengatakan, dampak percepatan pembangunan yang terfokus di Kaltim, akan dirasakan oleh wilayah di sekelilingnya, seperti wilayah di Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
"Saya senang dan sangat berterima kasih kepada Pak Presiden Jokowi, bahwa langkah kebijakan ini, kalau versi kami di Kalimantan, sangat tepat. Karena selama ini yang dibangun pulau Jawa,” ungkap Edi seperti dikutip dari Antara.
BACA JUGA: Pemindahan Ibu Kota di Mata Susy Susanti
Edi menyampaikan, selama 74 tahun Indonesia merdeka, jalan trans Kalimantan belum tertata dengan baik. "Kami berharap jalan trans Kalimantan bisa dibangun dengan baik, sehingga perputaran ekonomi bisa lebih cepat," ujarnya.
Dia menjelaskan, selama ini kontribusi Kutai Kartanegara dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan untuk negara mencapai Rp143 triliun, sedangkan dari Dana Bagi Hasil (DBH), Kutai Kartanegara hanya kebagian Rp3 triliun. "Kami ingin kebijakan ini selain mendukung pertumbuhan juga memberikan kesejahteraan bagi rakyat," pungkasnya.
BACA JUGA: Ibu Kota Bakal Dipindah, Menteri Bambang: Kamu Khawatir Gedungnya Kosong, Banyak Hantunya?
BACA JUGA: Menteri Bambang: Kamu Khawatir Gedungnya Kosong, Banyak Hantunya?
Sementara itu, Bupati Penajam Paser Utara (PPPU) Abdul Gafur Masud juga senang mendengar daerahnya telah disebut sebagai lokasi ibu kota baru yang paling ideal. Kepala daerah berusia 31 tahun itu mengatakan pemerintahnya menyiapkan lahan ibu kota baru RI.
"Kami sudah menyiapkan sampai 300 ribu hektare, dan lahan tersebut sudah terbebas dari pemukiman, meski sebagian masih ada kebun warga sekitar 40 ribu yang dibutuhkan," ujarnya.
Menurut Abdul Gafur, bahwa PPU memiliki areal lahan yang cukup luas, tetapi jumlah penduduknya cukup sedikit. Dia mengatakan luas wilayah PPU sekitar 333 ribu kilometer persegi, dengan jumlah penduduk sekitar 160-170 ribu yang tersebar di empat kecamatan.
"Di kecamatan Panajam sekitar 56 ribu penduduk. Sepaku 24 ribu. Di Waru 12 ribu di Babulu sekitar 24 ribu juga jadi lahan sangat luas," imbuhya.
Dengan telah diumumkannya PPU sebagai salah satu ibu kota negara, maka pihaknya akan segera mengamankan lahan tersebut, sehingga tahapan pemindahan ibu kota bisa berjalan sesuai dengan target dan perencanaan. (arumanto/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibutuhkan Empat Tahun Membangun Ibu Kota Baru, Begini Rencana Konsepnya
Redaktur & Reporter : Adek