Begini Respons Santri Muda Tentang Muktamar NU dan Kepemimpinan

Kamis, 25 November 2021 – 16:51 WIB
Santri Muda Nahdlatul Ulama atau SMNU menggelar diskusi publik secara daring bertema ‘Muktamar NU, Menjaga Karamah NU’ pada Kamis (25/11/2021). Foto: Flyer SMNU

jpnn.com, JAKARTA - Santri Muda Nahdlatul Ulama atau SMNU menggelar diskusi publik secara daring dengan tema ‘Muktamar NU, Menjaga Karamah NU’.

Diskusi ini menghadirkan narasumber Kiai Husny Mubarok Amir (Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta), Kiai Syaifuddin (Ketua PCNU Jakarta Pusat), dan M. Ainul Yaqin (Ketua Lakpesdam NU D.I. Yogyakarta).

BACA JUGA: Muktamar NU Akan Dipercepat, PKB Samina Wa Athona Keputusan PBNU

Kegiatan ini dipandu oleh moderator Gus Mahbub Ubaedi Alwi, salah satu pegiat Santri Muda Nahdlatul Ulama Jawa Barat sekaligus pengurus PB PMII.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari para peserta dan narasumber yang hadir. Pasalnya, tema yang diangkat menandakan bahwa perhelatan muktamar NU menjadi perhatian bagi banyak kalangan, bukan saja kalangan santri muda NU.

BACA JUGA: Berita Terkini Jelang Muktamar NU, Habib Salim PBNU Bilang Begini

Kiai Syaifuddin menjelaskan kepemimpinan NU harus bisa menjadi role model bagi kalangan milenial, namun tetap karismatik.

Menjelang Muktamar NU, Kiai Syaifuddin, mengajak teman-teman cabang sebagai pemilik suara muktamar untuk menciptakan suasana yang sejuk.

BACA JUGA: Kongres Aksara Pegon Masuk Agenda Penting Muktamar Ke-34 NU

“Tidak perlulah kita melakukan cara-cara di luar fatsun atau adab santri, cara-cara politik atau ormas non keagamaan,” kata Kiai Syaifuddin.

Sebab, kata dia pasti akan merusak karamah NU. “Partai mana yang tidak akan mendekat dengan NU? Jangan sampai mereka dekat dengan kita malah kita ikut terbawa arus. Saya suka dengan kiai yang independen dan mandiri,” ujar Kiai Syaifuddin.

Ketua Lakpesdam NU D.I. Yogyakarta M. Ainul Yaqin menyampaikan karakteristik kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Dia mencontohkan figur Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid yang telah memberikan teladan dari kesederhanaanya namun pergerakannya tiada batas.

“Dulu, waktu saya mondok di tambak beras, melihat Gus Dur datang pengajian naiknya mobil L300 yang mungkin tidak ada AC-nya, dan beliau beberapa kali saya melihat di acara yang lain, tampaknya tidak risau atau mempermasalahkan soal itu. Belum lagi bagaimana cara Gus Dur bersilaturahmi,” kata Ainul Yaqin.

Ketika disinggung terkait kepemimpinan NU yang akan datang, Ainul Yaqin mengingatkan jangan sampai generasi muda terbawa arus yang mencoba membenturkan para tokoh NU dari latar belakang organisasinya.

“Untuk menghindari head to head yang berdampak pada besarnya polarisasi, mungkin perlu adanya mekanisme atau cara lain sehingga memunculkan calon alternatif,” ujar dia.

Terkait isu maju dan mundurnya pelaksanaan Muktamar NU karena ada keputusan pemerintah terkait PPKM level 3 bertepatan dengan jadwal Muktamar 23-25 Desember nanti, Husny Mubarok, dalam keyakinannya menyampaikan para Kiai dan Ulama NU memiliki pemikiran yang matang dan hati baik.

“Maju atau mundur sama-sama memiliki tanggung jawab moral, para kiai dan pimpinan NU akan memutuskan pelaksanaan muktamar dengan mengedepankan kemaslahatan umat,” ujar dia.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler