jpnn.com, JAKARTA - Selama empat tahun pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla, neraca perdagangan produk pertanian terus mengalami peningkatan positif. Capaian ini tak lepas dari upaya Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus membangun kerjasama dan negosiasi perdagangan dengan negara lain serta upaya meningkatkan produksi dalam negeri.
"Artinya, kita terus berupaya mengekspor produk pertanian baik melalui peningkatan produksi dalam negeri maupun kerjasama dan negosiasi perdagangan dengan negara lain," kata Kuntoro Boga, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementrian Pertanian, Jumat (7/6).
BACA JUGA: Mentan: Pemanfaatan Peluang Ekspor Harus Terus Dikejar
BACA JUGA: Kabar Gembira Bagi PNS Usai Lebaran
Menurut Kuntoro, peluang kerja sama itu dibuka melalui pertemuan bilateral maupun multilateral seperti contohnnya pertemuan multilateral tingkat menteri G20 ataupun pertemuan bilateral Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dengan Menteri Pertanian Brasil, Tereza Cristina, beberapa waktu yang lalu.
BACA JUGA: Kementan Siapkan Teknologi Khusus demi Maksimalkan Lahan Rawa Produktif
Dalam kesempatan itu, Menteri Amran mendorong negara Brasil membeli berbagai produk pertanian dari Indonesia.
"Pemanfaatan peluang ekspor ini harus terus dikejar supaya neraca perdagangan kita tidak defisit. Sebaliknya, kita harus mampu membuat neraca perdagangan kita meningkat," katanya.
BACA JUGA: H+2 Lebaran, Harga Cabai dan Bawang Merah Tetap Terjaga
Seperti diketahui, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dalam bentuk volume dan nilai produk pertanian. Kenaikan ini juga terjadi sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan tahun ini.
Kondisi serupa juga terjadi pada periode 5 tahun terakhir, dimana volume ekspor meningkat 9 sampai 10 juta ton diatas volume pada tahun 2013 yang hanya mencapai 33,5 juta ton, dimana tahun 2018, jumlahnya total naik menjadi 42,5 juta ton.
"Dengan kata lain, selama periode tersebut kita mampu tumbuh sebesar 26,9 persen atau rata-rata 5,4 persen per tahun," katanya.
Di samping itu, Indonesia juga tercatat mengalami surplus nilai perdagangan produk pertanian sebesar US$ 10,03 Miliar pada tahun 2018. Selanjutnya, kondisi yang sama terjadi pada awal tahun ini, dimana bulan April 2019, volume ekspor produk pertanian telah mencapai 13,14 juta ton atau meningkat 1,84 persen dibandingkan Januari-April 2018.
"Melihat pergerakan ini, diperkirakan volume ekspor produk pertanian akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sebab, selama Januari-April 2019, Indonesia sudah mengalami surplus sebesar US$ 2,26 Miliar," tutupnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidak Perlu ke Thailand untuk Berwisata Anggrek, Cikampek Juga Banyak Jenisnya
Redaktur : Tim Redaksi