Begini Upaya Pertamina Agar Distribusi BBM Sampai ke Masyarakat Secara Tepat dan Efisien

Kamis, 08 September 2022 – 17:26 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir meninjau PIEDCC di Gedung Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu (7/9). Foto: Dokumentasi Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Pertamina berusaha agar proses produksi dan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bisa berjalan baik, aman dan tepat sampai ke masyarakat.

Lantas, seperti apa proses dan pengawasannya mencegah terjadinya kebocoran di lapangan?

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan Pertamina memiliki sistem pemantauan data mulai dari produksi di hulu hingga distribusi BBM ke masyarakat lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).

BACA JUGA: Pengamat Kholid: Kinerja Pertamina Tetap Positif dan Efisien

Nicke menjelaskan lewat sistem PIEDCC bisa terpantau kinerja Pertamina, mulai produksi minyak mentah hingga distribusi BBM ke masyarakat.

"Kalau konteksnya BBM terlihat dari kilang produksinya ada berapa karena masing-masing jenis di kilang itu ada produknya. Begitu juga dengan produk disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM),” jelas Nicke saat mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir meninjau PIEDCC di Gedung Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022).

Nicke mengatakan dari TBBM jumlah BBM yang akan disalurkan ke kendaraan pengangkut (truk tangki) akan dilakukan secara otomatis sesuai dengan jumlah yang dimasukkan lewat sistem.

BACA JUGA: Ringankan Beban Biaya Subsidi BBM, Pertamina Hemat Anggaran hingga Rp 6 Triliun

Semua data tersebut, kata Nicke, juga terpantau lewat PIEDCC.

Selanjutnya, saat diangkut oleh truk tangki menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga dimonitor secara sistematis.

Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan ada potensi penyusutan jumlah BBM yang dibawa oleh truk tangki karena BBM bisa mengalami penguapan selama di dalam perjalanan.

BACA JUGA: Harus Diakui Kinerja Pertamina Tahun Ini Jauh Lebih Baik

Namun, angka penyusutan tersebut ada batas kewajarannya dan jumlah BBM yang diangkut selalu terpantau oleh sistem di PIEDCC.

Pengawasan tidak hanya di darat, tapi juga dilakukan di laut saat pengangkutan BBM menggunaan kapal.

Saat ini, Pertamina memiliki sekitar 258 kapal yang beroperasi dan semuanya terdata dengan baik dan terpantau secara langsung lewat PIEDCC.

“Kalau orang bilang ada yang kencing di laut, berarti jika ada kecepatan kapalnya nol (berhenti) tapi dia di tengah laut, itu bisa langsung tersambung ke sistem dan ada CCTV di dalam, jadi kita bisa lihat apa yang sedang dilakukan,” jelas Nicke.

Nicke mengatakan, sistem PIEDCC ini merupakan upaya Pertamina dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kehilangan jumlah BBM yang tidak wajar, baik mulai dari produksi di kilang, distribusi oleh truk tangki maupun kapal, hingga masuk ke SPBU dan diterima oleh masyatakat.

Langkah ini juga merupakan upaya untuk efisiensi dalam produksi dan distribusi BBM.

“Itu upaya yang kami lakukan untuk mengurangi losses, baik dari kilang, masuk ke kapal, masuk mobil tangki dan masuk ke SPBU," terangnya.

Nicke menambahkan di SPBU semua terekam.

"Dari dispenser nomor lima (misalnya) SPBU nanti produknya apa yang keluar, jadi kalau ada selisih bisa kelihatan,” pungkas Nicke. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler