jpnn.com - JAKARTA - DPP Taruna Merah Putih (TMP) pada Sabtu (29/10) menggelar malam keakraban sekaligus refleksi untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Melalui diskusi bertema Aktualisasi dan Peran Pemuda untuk Persatuan Bangsa, organisasi pimpinan Maruarar Sirait itu menyuarakan pentingnya persatuan untuk mencapai tujuan bersama.
BACA JUGA: Ketua MPR Ingin Beternak Kambing
Ketua DPD TMP Jakarta Rolas Budiman yang hadir pada acara itu mengatakan, Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober harus menjadi momentum untuk menyatukan sekat-sekat perbedaan. Menurutnya, Sumpah Pemuda harus diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di acara yang dihadiri Maruarar, politkus muda PDIP Edo Kondologit serta sejumlah ketua DPD TMP dari provinsi lain itu Rolas menegaskan, Sumpah Pemuda harus menumbuhkan kesadaran bahwa bangsa ini kokoh beridiri karena persatuan antar anak bangsa. Sebab, persatuan pula yang akhirnya membawa Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.
BACA JUGA: Korupsi di Perguruan Tinggi Negeri Sudah Ngeri
“Pemuda saat ini harus terus menggelorakan rasa persatuan. Dan bangsa ini membutuhkan pemuda yang berfikir visioner, pemuda pelopor. TMP hadir ingin melahirkan Pemuda Pelopor bukan Pelapor. Ini merupakan nilai yang selalu ketua Umum tanamkan pada kita semua," katanya.
Sedangkan Ketua DPD TMP Jawa Barat Nico Siahaan mengatakan, peringatan Hari Sumpah harus dimaknai sebagai pengingat bagi anak bangsa untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Saat ini banyak pihak yang ingin membeturkan persatuan bangsa hanya untuk kepentingan politik," katanya.
BACA JUGA: Slank Cemaskan Kesehatan Dahlan
Mantan presenter acara kuis di televisi itu menambahkan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa harus senantiasa digeloran kepada seluruh anak bangsa. Pasalnya, persatuan yang sejatinya menjadi jantung NKRI ini selalu diusik hanya untuk kepentingan sesaat.
Acara diskusi itu juga menghadirkan sejarawan muda Bonnie Triyana. Pemimpin redaksi Majalah Historia itu mengatakan, Bangsa Indonesia pun dibentuk oleh peran semua elemen-eleman anak bangsa. Jadi apabila ada anggapan merasa paling berjasa dalam mendirikan bangsa, merupakan pemikiran yang salah.
Lebih lanjut Bonnie menyayangkan jika saat ini politik identitas semakin menguat. Baginya politik identitas yang sengaja dimainkan untuk kepentingan elektoral. Yakni untuk menjaring suara atau menjatuhkan lawan dengan isu-isu suku, agama, ras dan antar-golongan(SARA).
"Sikap seperti ini sangat mengkhianati nasionalisme yang dibangun oleh pendiri bangsa," jelasnya.(rmol/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumah Ulama Kunjungi Dahlan, Kiai Tasikmalaya Siap Jadi Penjamin
Redaktur : Tim Redaksi