jpnn.com, JAKARTA - Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi sempat bertemu langsung dengan Habib Bahar bin Smith di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (31/12).
Keduanya bahkan sempat berdebat dan kejadian ini terekam kamera dan videonya tersebar luas di media sosial.
BACA JUGA: Habib Bahar: Jika Saya Dipenjara, Maka...
Namun, video yang beredar hanya berupa potongan. Brigjen Achmad mengaku punya video panjang yang menampilkan percakapan dengan Bahar.
Total ada dua video yang diterima JPNN. Pertama berdurasi enam menit 57 detik dan kedua berdurasi dua menit 49 detik.
BACA JUGA: Panglima TNI Diminta Turun Tangan Sikapi Masalah Habib Bahar dan Jenderal Dudung
Percakapan keduanya berawal ketika Brigjen Achmad berhadapan dengan Bahar dan menasehati supaya tidak menyampaikan ceramah yang provokatif.
“Saya harapkan sebagai ulama tidak menyampaikan ceramah yang provokatif,” kata Brigjen Achmad.
BACA JUGA: Jika Ditahan, Habib Bahar Ucap Kata Mati
“Provokatif seperti apa?” jawab Bahar yang tengah memakai jaket warna abu-abu dan kaus putih.
Brigjen Achmad yang ketika itu berpakaian dinas lengkap lantas menyebut Bahar dalam ceramahya sudah menyerang institusi TNI.
“Bapak menyerang institusi, nama, dan segala macam,” ujar Brigjen Achmad seraya memegang tongkat komandonya.
“Oo begitu, Saya menyerang institusi? institusi apa yang saya serang? Saya sampaikan berapa banyak prajurit TNI yang gugur di Papua. Di situ saya bela prajurit TNI, pak,” kata Bahar dengan nada mengeras.
“Apa yang disampaikan berbalik, bicaralah yang baik-baik,” Brigjen Achmad menyela.
“Oo enggak bisa, saya yang saya sampaikan di situ adalah Dudung menyampaikan tuhan bukan orang arab, menistakan Islam itu yang saya sampaikan,” balas Bahar masih dengan nada mengeras.
Dia pun menekankan apa yang disampaikan dalam ceramah itu harus diketahui seluruh umat Islam dan warga Indonesia.
“Semua umat harus tahu, yang saya sampaikan kebenaran dan yang saya bela prajurit TNI, prajurit yang gugur di KKB,” tegas Bahar.
Brigjen Achmad kemudian memotong kalimat Bahar dan menyebut pihaknya sudah bertugas ke berbagai penjuru Indonesia demi membela negara.
“Makanya, jangan dipotong, di mana ketika saya bela prajurit TNI yang gugur,” kata Bahar.
“Tetapi mohon maaf pak, membela tapi jangan menjelek-jelekan orang,” Brigjen Achmad kembali memotong perkataan Habib Bahar.
?“Oo saya tidak menjelekkan orang,” kata Habib Bahar kembali.
“Bukan provokatif,” timpal Brigjen Achmad yang tetap tenang dan tak terbawa emosi.
“Sekarang begini saja, saya selalu sama TNI sama Polri, enggak mungkin, enggak ada asap kalau enggak ada api,” kata Bahar lagi.
Bahar yang sudah terlihat kesal kemudian menanyakan maksud kedatangan Brigjen Achmad yang ketika itu dikawal sejumlah anggota koramil.
“Jadi, begini pak, urusannya ada apa (datang ke sini)?” tanya Bahar.
“Saya hanya menyampaikan pesan,” jawab Brigjen Achmad.
“Dari siapa?” tanya Bahar lagi.
“Dari saya selaku penguasa wilayah,” jawab Brigjen Achmad.
Perdebatan terus berlanjut dan sejumlah anggota koramil sempat bergesekan dengan pengikut Bahar. Namun, situasi tetap terkendali.
“Bapak kalau datang dengan baik, kami akan sambut dengan baik, kami rakyat. TNI lahir dari rakyat, TNI lahir dari rahim umat Islam,” tegas Bahar.
“Kalau bapak ada niatan baik, tetapi karena bapak provoktif jadi banyak yang dislike, buktinya ada laporan (polisi),” ujar Brigjen Achmad mendebati pernyataan Bahar.
Bahar yang tak terima lantas menanyakan lebih banyak yang melaporkan dia atau Jenderal Dudung Abdurachman.
“Lebih banyak laporin saya, atau laporin Dudung. Semuanya pergi ke Dispomad (melaporkan Dudung). Untuk melaporkan penistaan agama,” tegas Bahar.
Brigjen Achmad yang tetap tenang itu kemudian mengalihkan perdebatan dan meminta Habib Bahar memenuhi panggilan polisi.
Bahar lantas menegaskan untuk datang dan tak akan mangkir dari panggilan polisi.
“Kalau enggak datang, ini dijemput masalahnya,” kata Brigjen Achmad seraya tertawa.
“Saya datang kok, bukan urusan bapak mau jemput, yang jemput polisi,” jawab Bahar yang terlihat makin kesal.
Bahar lantas menuding Brigjen Achmad datang untuk memberi shock therapy bagi dirinya.
“Saya bukan shock therapy, pak. Saya enggak pernah takut,” ujar Brigjen Achmad yang langsung dijawab Bahar bahwa dia juga tidak takut.
Brigjen Achmad lantas mengancam membubarkan ceramah Bahar yang provokatif. Sebab, hal itu bisa mengganggu keamanan wilayah hukumnya.
Bahar pun kembali mengeraskan suaranya dan menyinggung KKB Papua yang dianggap saudara. Dia mempertanyakan bagaimana perasaan keluarga prajurit TNI yang gugur saat berhadapan KKB.
“Rakyat yang cinta kepada TNI tidak terima (KKB dianggap saudara),” tegas Bahar seraya menunjuk bagian dadanya.
Di tengah perdebatan ada seorang pendukung Bahar yang berteriak bahwa seragam TNI dari rakyat.
“Seragam bapak dari rakyat,” teriak lelaki berbaju merah itu.
Brigjen Achmad yang merasa terusik lantas menunjuk lelaki itu dan bertanya apakah mau berbicara dengannya menggantikan Bahar.
Seorang anggota TNI lantas menarik lelaki itu supaya tidak mengganggu pembicaraan antara Brigjen Achmad dan Bahar.
“Eh udah itu eh, ngapain. Kalau mau tenang biasa-biasa aja,” teriak Habib Bahar seraya menunjuk tentara yang membawa pendukungnya.
Bahar pun kembali menegaskan dia tak akan mangkir dari panggilan polisi dan siap hadir di Polda Jabar.
Brigjen Achmad kemudian mengakhiri perdebatan dan meminta Bahar menaati proses hukum.
“Terima kasih, pak. Assalamualaikum Wr Wb,” kata Brigjen Achmad seraya berlalu pergi dan dijawab salam oleh Bahar. (cuy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Adil
Reporter : Elfany Kurniawan