jpnn.com - JAKARTA - Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala mengkritik Polri yang masih mendikotomikan senior dan junior dalam pengisian jabatan di Korps Bhayangkara itu. Menurutnya, dikotomi senior dan junior di internal Polri harusnya ditiadakan.
"Senior dan junior itu budaya polisi. Kenapa ini dimanjakan betul?” kata Adrianus diskusi bertema Mengapa Jokowi Pilih Tito Calon Kapolri? di pressroom DPR, Senayan Jakarta, Kamis (16/6).
BACA JUGA: Masinton Tak Puas Hasil KPK di Kasus Sumber Waras
Guru besar kriminologi di Universitas Indonesia (UI) itu menegaskan, kepemimpinan di Polri harus berdasarkan kemampuan tata kelola dan bukan pada persoalan senioritas. Risikonya, pasti ada senior yang dilangkahi juniornya yang lebih mampu.
"Untuk mendapatkan figur yang terbaik dan punya kemampuan, wajar ada yang terpotong atau terlompati. Itu resiko mencari yang terbaik," tegasnya.
BACA JUGA: Soal Aliran Rp 30 M ke Teman Ahok, Simak Apa Kata Basaria di Sini
Meski demikian Adrianus tetap menyarankan Tito agar membangun komunikasi yang formal dengan para seniornya. Artinya, Tito sebagai Kapolri tetap harus menegakkan rantai komando.
"Kalau sudah jadi Kapolri, Tito sebaiknya tidak terus-menerus menggunakan komunikasi formal (perintah, red). Gunakan juga komunikasi informal seperti dialog dan tatap muka, sebagai kulonuwun. Kalau selalu dengan perintah bisa menimbulkan perlawanan diam-diam," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Tito jadi Kapolri, Nasir: Pastilah, Kelompok Ini Berbunga-bunga
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rapat Paripurna DPR Batal, Bagaimana Nasib Tito?
Redaktur : Tim Redaksi