BEI Siapkan Bursa Syariah di Surabaya

Senin, 30 Oktober 2017 – 11:11 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI). FOTO: TONI SUHARTONO/INDOPOS /JPNN

jpnn.com, DUBAI - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal mendirikan Bursa Efek Syariah Indonesia di Surabaya pada 2018 mendatang.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan kinerja industri keuangan syariah bisa mencapai dua kali lipat dari kinerja industri konvensional.

BACA JUGA: Waspada! 5 Juta Lapangan Kerja Bakal Hilang

”Tapi, mestinya industri syariah bisa tumbuh jauh lebih pesat dari itu,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke kantor Dubai Financial Market (DFM) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (29/10).

Selain besarnya populasi penduduk muslim di dunia, potensi terlihat karena penetrasi industri keuangan syariah di Indonesia masih rendah.

BACA JUGA: Ditjen Perhubungan Udara Beri Kemudahan Bagi Maskapai Asing

”Artinya, masih banyak sekali ruang untuk tumbuh,” kata Tito.

Sebagaimana diketahui, Indonesia saat ini memiliki dua indeks syariah.

BACA JUGA: Usaha Artis Bakal Join Co-Branding Wonderful Indonesia

Yakni, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII).

Selain itu, ada juga 342 saham bisa masuk kategori syariah. Dari sisi jumlah investor, pertumbuhannya signifikan.

Namun, jika dibandingkan dengan total investor di pasar modal Indonesia, persentasenya masih sangat kecil.

Pada 2014, persentasenya tercatat baru mencapai 0,7 persen.

Setelah itu, angkanya naik jadi 1,1 persen pada 2015 dan menjadi 2,3 persen pada 2016.

Tahun ini, per Agustus, jumlah investor syariah baru mencapai 3,1 persen.

Karena itu, lanjut Tito, BEI semakin serius menggarap potensi pasar syariah.

Apalagi, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani sudah melontarkan inisiatif untuk mendirikan Bursa Efek Syariah Indonesia.

”Inisiatif itu sejalan dengan misi kami. Jadi, BEI akan support penuh,” ucapnya.

Menurut Tito, Surabaya merupakan tempat yang pas untuk pendirian Bursa Efek Syariah Indonesia.

Alasannya, saat ini mayoritas perdagangan saham dilakukan oleh investor di Jakarta.

Padahal, ada potensi besar di luar Jakarta yang bisa masuk pasar modal.

”Surabaya cocok menjadi pusat untuk mengembangkan potensi pasar Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Indonesia Timur,” jelasnya.

Tito menyatakan, BEI tidak ingin setengah-setengah dalam mengembangkan bursa syariah.

Karena itu, selain siap men-support 100 persen, pihaknya terus menimba ilmu dan pengalaman ke negara yang terbukti sukses mengembangkan industri syariah kelas dunia.

”Di Dubai ini, industri syariah tidak sebatas produknya, tapi seluruh prosesnya juga syariah. Ini satu-satunya di dunia,” katanya. (Ahmad Baidhowi/c6/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Semua Kenyataan Indah Diterima Para Driver Online


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler