JAKARTA - Tak seperti tahun lalu, respons perusahaan baru yang melantai di bursa tahun ini sangat positif. Hal tersebut terlihat dari capaian korporasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal paro kedua telah mencapai 80 persen dari target 30 perusahaan. Otoritas Bursa pun merevisi target perseroan publik baru menjadi 40 perusahaan tahun ini.
"Kami memang menargetkan 30 perusahaan yang listing tahun ini. Namun melihat pasar yang bergairah, kami berharap tahun ini bisa sampai 40 perusahaan," papar Direktur Penilaian BEI Hoesen, Jumat (12/7).
Hoesen memaparkan, pihaknya sangat optimistis revisi target itu akan tercapai. Sebab hingga saat ini sudah ada 24 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. Terakhir, emiten perbankan yang berbasis di Jawa Timur, PT Bank Maspion Indonesia Tbk melantai dengan kode perdagangan BMAS. "Bakal ada lima perusahaan lagi yang mau IPO. Lalu minggu depan, ada bank skala nasional yang hendak mini expose," tuturnya.
Tercatat, kelima perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya pada semester kedua tahun ini antara lain PT Grand Kartech, PT Sidomuncul, PT Arita Prima, PT Siloam Internasional Hospitals, dan PT Kota Delta Mas.
Hoesen menambahkan, upaya BEI untuk menjaring perusahaan nasional untuk IPO di antaranya dengan cara menggandeng asosiasi perusahaan. Langkah itu dilakukan guna menyosialisasikan kebutuhan meraup dana di pasar modal. "Yang terakhir kami menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Asosisasi Pengusahaa Indonesia (Apindo)," paparnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida sebelumnya mengatakan, pihaknya saat ini juga tengah menggenjot kehadiran emiten baru di pasar modal. Salah satunya melalui penyederhanaan cara penawaran umum perdana saham (IPO). "Caranya adalah lewat pengembangan e-registration khususnya untuk penawaran umum emiten," jelasnya. (gal/sof)
"Kami memang menargetkan 30 perusahaan yang listing tahun ini. Namun melihat pasar yang bergairah, kami berharap tahun ini bisa sampai 40 perusahaan," papar Direktur Penilaian BEI Hoesen, Jumat (12/7).
Hoesen memaparkan, pihaknya sangat optimistis revisi target itu akan tercapai. Sebab hingga saat ini sudah ada 24 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. Terakhir, emiten perbankan yang berbasis di Jawa Timur, PT Bank Maspion Indonesia Tbk melantai dengan kode perdagangan BMAS. "Bakal ada lima perusahaan lagi yang mau IPO. Lalu minggu depan, ada bank skala nasional yang hendak mini expose," tuturnya.
Tercatat, kelima perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya pada semester kedua tahun ini antara lain PT Grand Kartech, PT Sidomuncul, PT Arita Prima, PT Siloam Internasional Hospitals, dan PT Kota Delta Mas.
Hoesen menambahkan, upaya BEI untuk menjaring perusahaan nasional untuk IPO di antaranya dengan cara menggandeng asosiasi perusahaan. Langkah itu dilakukan guna menyosialisasikan kebutuhan meraup dana di pasar modal. "Yang terakhir kami menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Asosisasi Pengusahaa Indonesia (Apindo)," paparnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida sebelumnya mengatakan, pihaknya saat ini juga tengah menggenjot kehadiran emiten baru di pasar modal. Salah satunya melalui penyederhanaan cara penawaran umum perdana saham (IPO). "Caranya adalah lewat pengembangan e-registration khususnya untuk penawaran umum emiten," jelasnya. (gal/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Dahlan Soal Rencana Pemerintah Beli Saham Newmont
Redaktur : Tim Redaksi