Beijing Polusi Parah, Siswa Dilarang Olahraga

Selasa, 15 Januari 2013 – 08:16 WIB
BEIJING - Polusi udara di Kota Beijing, Tiongkok, semakin parah. Tidak seperti biasanya, kali ini pemerintah bersedia membahas pencemaran udara itu secara terbuka. Bahkan, pemerintah memberlakukan status darurat di salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia tersebut mulai kemarin (14/1).

Pemerintah Beijing melarang warga melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka juga tidak mengizinkan anak-anak sekolah beraktivitas di luar kelas. Termasuk, mengikuti upacara bendera atau berolahraga. Jika harus meninggalkan rumah, warga diwajibkan untuk memakai masker.

Demi menyosialisasikan kebijakan itu, pejabat setempat pun menggelar berbagai jumpa pers."Polusi udara sudah meliputi wilayah yang sangat luas. Skala pencemaran dan durasinya juga di atas ambang batas normal," kata Zhang Dawei, direktur lembaga pemantau lingkungan Beijing, kemarin.

Menurut dia, kandungan PM2,5 di Beijing mencapai 700 mikrogram permeter kubik pada Sabtu lalu (12/1). Kemarin kandungan zat beracun itu turun ke kisaran 350 mikrogram per meter kubik.

Terpisah, lembaga pengawas lingkungan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa kandungan PM2,5 pada akhir pekan lalu mencapai 886 mikrogram per meter kubik.

Karena tingginya angka pencemaran tersebut, Zhang mengatakan wajar jika pemerintah turun tangan. Apalagi, tingkat polusi tinggi itu diprediksi masih akan bertahan sampai besok (16/1).

Tidak hanya mengimbau warga dan meminta siswa beraktivitas di dalam ruangan, pemerintah Beijing juga menginstruksikan seluruh pabrik untuk mengurangi emisi. Salah satu caranya adalah menyemprotkan sejumlah besar air ke bangunan pabrik untuk mengurangi debu dan kotoran yang terbawa udara. Sebab, kabut asap akibat polusi sudah sangat mengganggu aktivitas publik.

PM2,5 merupakan partikel sangat kecil yang ukurannya kurang dari 2,5 mikrometer. Karena sangat ringan, zat beracun itu mudah terbawa udara. Jika terhirup dan masuk paru-paru, partikel tersebut bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

Kemarin Bagian Kesehatan Pernapasan pada Rumah Sakit Shijitan mengaku menerima 20 persen pasien lebih banyak ketimbang biasanya."Rata-rata, mereka (pasien) memeriksakan diri karena batuk. Juga, bronkitis, asma, atau gangguan pernapasan lainnya," jelas Huang Aiben, dokter di Shijitan.

Dia menambahkan, PM2,5 bisa membawa virus atau bakteri yang berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Terlalu banyak atau terlalu lama menghirup PM2,5, kata dia, bisa memicu timbulnya tumor. (AP/CNN/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, India Tangkap 6 Pelaku Pemerkosaan di KA

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler