Bekuk Sindikat Perompak Tanjung Perak

Selasa, 07 Januari 2014 – 09:41 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Sindikat perompak barang yang diangkut kapal di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak dibekuk Ditpolair Polda Jatim. Dua anggota sindikat berhasil ditangkap polisi setelah mencuri kayu yang dimuat kapal Alken Pikat. Mereka sering beraksi di sejumlah kapal yang hendak berlabuh di Surabaya.

Penangkapan itu dilakukan Sabtu lalu (4/1) sekitar pukul 22.00. Dua anggota sindikat tersebut adalah Andriyanto (juru mudi kapal), 45, dan Very (bos juru mudi), 53. Mereka merupakan warga Surabaya. Polisi menetapkan dua orang lainnya sebagai buron yang terlibat dalam sindikat. Mereka adalah Niko (kelasi) dan Yanto (pemilik perahu).

BACA JUGA: Usai Merampok Foya-foya, Sisanya untuk Beli Sandal

Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Jatim AKBP Bambang Tjahyo Bawono mengatakan, perompak itu ditangkap setelah ditpolair menerima informasi dari International Maritime Bureau (organisasi perkapalan internasional). Organisasi antarnegara itu menyebut empat kapal dirompak di perairan Indonesia selama 2013. Salah satunya kapal Alken Pikat rute Tarakan-Pelabuhan Tanjung Perak. Kapal tersebut berangkat dari sebuah dermaga di Kaltim pada 30 November dan baru tiba 5 Desember 2013.

Kasus yang dilaporkan ke Mabes Polri itu lantas diselidiki Polda Jatim. Dari penyelidikan tersebut, terungkap adanya sindikat yang beraksi. Bambang menyatakan, pencurian itu dilakukan secara sistematis. "Memang sudah ada jaringan yang terbentuk," katanya. Sindikat tersebut melibatkan orang dalam kapal.

BACA JUGA: Ponakan Bacok Tante, Dua Jari Putus

Cara beraksi mereka cukup rapi. Andriyanto, Very, dan Niko yang merupakan anak buah kapal di Kapal Motor Alken Pikat menyusun rencana ketika mereka mengangkut kontainer berisi kayu. Caranya, mereka bekerja sama dengan Yanto. Ketika kapal mereka antre untuk masuk pelabuhan, Niko menghubungi dan memberi tahu Yanto bahwa kapal sudah berhenti karena sedang antre masuk. Yanto mendekati kapal yang mengangkut aneka barang itu dengan menaiki kapal kayu kecil.

Agar penjarahan lancar, Andriyanto, Very, dan Niko sudah menandai kontainer yang isinya harus diambil. Tanda itulah yang dibaca pelaku. Kemudian, dia membobolnya dengan menggunakan gergaji besi dan baut.

BACA JUGA: Tikami Perut Sendiri 14 Liang tapi Tak Mati

Pembobolan pun dilakukan dengan cara yang cukup rapi. Yaitu, pelaku menggergaji baut yang mengaitkan katup kunci dengan pintu hingga patah. Dengan rusaknya baut itu, pintu terbuka tanpa perlu merusak gembok. Dari sanalah pelaku bisa mengambil isinya.

Dalam kasus di kapal Alken Pikat, barang yang diambil adalah kayu rimba campur. "Pelaku tidak ambil semuanya. Itu untuk menutupi bahwa tidak ada pencurian meski sebenarnya isinya sudah berkurang," ucapnya.

Bukan hanya itu, pelaku juga mengganti baut yang sudah patah dengan baut yang dibawanya sendiri. Dengan begitu, terkesan tidak ada kerusakan di badan pintu dan tidak ada pencurian. Cara itu juga bertujuan menghindari komplain dari pengguna jasa angkut yang kehilangan isi kontainer. Sebab, kemasan barang masih utuh.

Penyedia jasa kapal juga dianggap berhasil menjaga keamanan barang yang diangkut. Dengan begitu, ketika ada komplain bahwa barang berkurang, pengguna jasa tidak bisa menunjukkan bukti kehilangan karena secara fisik kontainer memang terlihat masih utuh.

Barang hasil pencurian itu dimasukkan ke kapal motor kecil yang sudah disiapkan. Perompakan tersebut terkuak ketika kontainer dibuka di tujuan dan ternyata jumlah barang berkurang. Barang tersebut dijual ke penadah yang memang sudah menjadi langganan untuk menjual barang curian. Pelaku ditangkap ketika baru saja pulang dari tepian. Saat naik kapal, dia langsung disambut petugas. (eko/c11/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Brimob Dikeroyok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler