Bela Bapak, Adik Bunuh Kakak

Senin, 29 April 2013 – 07:51 WIB
KOTA BIMA-Nasib nahas menimpah Jufrin, 24 tahun, warga RT 22 RW 08 Kelurahan Jatibaru Kecamatan Asakota. Hidupnya harus berakhir di tangan adik kandungnya sendiri Hermanto, 22 tahun, warga RT 27 RW 09. Korban dipukuli dan dibancok beberapa kali hingga meninggal.

Peristiwa tersebut, terjadi Sabtu lalu sekitar pukul 17.30 WITA di penggilingan padi milik Khairudin, bapak dari korban dan pelaku sendiri.  Korban dipukuli dan dibacok adiknya, saat korban hendak membacok bapaknya.

Akibat pembacokan itu sekujur tubuh almarhum terluka. Paling parah di leher bagian belakang, terdapat luka menganga. Luka bacok juga terdapat di kepala bagian atas, melintang mulai kuping hingga mulut bagian kiri, serta luka bacok di lengan dan pergelangan tangan kanan. Hingga Sabtu malam, jenazah korban masih diidentifikasi petugas. Sedangkan pelaku pembunuhan telah diamankan di Polres Bima Kota.

Salah seorang warga Nuraini menceritakan, kejadian itu berawal saat korban mendatangi bapaknya, Khaerudin, di penggilingan padi dengan memegang parang dan golok pada kedua tangannya. Korban saat itu sedang dalam keadaan mabuk.

Seketika korban langsung menyerang dan mengayunkan parangnya hendak membacok bapak kandungnya itu. Namun beberapa kali upaya pembacokan itu berhasil dihindari bapaknya.

Melihat kejadian tersebut, Hermanto, yang merupakan adik korban, naik pitam dan mengambil balok kayu yang berada di sekitar tempat itu. Balok tersebut langsung dipukulkan ke kepala korban dari belakang. Menerima pukulan itu, korban jatuh tersungkur. Tersangka lantas mengambil parang yang terlepas dari tangan korban. “Parang itu diambil dan digunakan pelaku untuk membacok korban beberapa kali hingga meninggal,” terang Nuraini yang juga kakak tertua dari dua bersaudara itu di kantor Polres Bima Kota, Sabtu lalu.

Diakui Nuraini, ulah brutal korban tersebut bukan kali pertama. Setiap dia tidak memiliki uang untuk mabuk-mabukan, korban selalu ngamuk dan ingin membunuh kedua orang tuanya. Padahal korban sudah berumah tangga dan memiliki dua isteri dan tiga orang anak. Namun kebiasaannya minum khamar tidak ditinggalkan.
“Kebiasaan korban mabuk-mabukan itu sejak almarhum masih remaja,” tuturnya.

Anehnya lanjut Nuraini, setiap almarhum mabuk, selalu kalap dan mengancam kedua orang tuanya. Bahkan dulu bapak pernah dibacok korban, namun karena pertimbangan ayah dan anak, masalah itu didamaikan. Tidak hanya itu katanya, ibu juga pernah dikejar almarhum dengan parang. “Kejadian itu, berlangsung saat adiknya Hermanto (pelaku) sedang kuliah di Jakarta, dan baru pulang beberapa minggu lalu,” jelasnya.

Diakuinya, sikap kedua adiknya itu jauh berbeda. Jika Jufrin, suka mabuk dan berbuat ulah dalam keluarga, namun Hermanto, orangnya pendiam, sopan dan penurut. “Saya kasihan pada Hermanto, karena kejadian itu masa depannya terancam karena harus berurusan dengan hukum,’’ ucapnya dengan nada sedih.

Dari keterangan petugas identifikasi Polresta Bima Kota, pada tubuh almarhum terdapat beberapa luka bacok. Diduga korban meninggal akibat kehabisan darah. Sedangkan tersangka, pada Sabtu sore lalu belum diproses, namun telah diamankan di Polres Bima Kota. (cr-mch)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiduri ABG Saat Istri Sedang Hamil

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler