jpnn.com - JAKARTA - Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengecam keras pembelaan calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo terhadap kebijakan penjualan BUMN oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, pembelaan itu semakin menguatkan dugaan bahwa Jokowi adalah boneka Mega.
"Bukan karena bosnya salah terus dibela. Kalau salah mengaku, itu orang akan lebih hormat," kata Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara saat dihubungi, Senin (31/3).
BACA JUGA: 6,2 Juta Kertas Undangan Memilih Pemilu 2014 Salah Cetak
Marwan mengatakan, pembelaan itu juga menunjukan bahwa Jokowi tidak mengerti tentang permasalahan. Karenanya, ia khawatir Jokowi akan dimanfaatkan dan mengulang lagi kesalahan Mega.
"Dia (Jokowi) nggak ngerti apa-apa, jadi membela yang salah. Kami khawatir juga jika masalah tersebut akan terulang," ujar Marwan.
BACA JUGA: Video Maladewa Pengaruhi Elektabilitas Ical
Sebelumnya di sela-sela kampanye PDIP di Cisarua, Jawa Barat, Sabtu (29/3) kemarin, Jokowi menjelaskan bahwa keputusan Mega menjual aset BUMN karena ada kebocoran APBN yang harus segera ditutupi. Karenanya, keputusan yang sulit untuk menjual aset sejumlah BUMN terpaksa diambil Mega.
"Dilihat konteks saat itu, pemimpin kan memang sering dihadapkan pada pilihan yang sulit, dan itu harus dipiih. Dan piihan itu ada resikonya, dan itulah yang dipilih," kata Jokowi. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Media Asing Beritakan Keberhasilan Demokrat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega: Jokowi Bukan Boneka Saya
Redaktur : Tim Redaksi