jpnn.com, JAKARTA - Staf Ahli Menko Polhukam Sri Yunanto mengatakan, bela negara pada era milenial memiliki makna yang sangat luas.
Menurut dia, bela negara bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas diri sendiri, keluarga, serta berprestasi di bidang pendidikan dan olahraga.
BACA JUGA: Muatan Bela Negara dan Antikorupsi tak Berupa Mata Kuliah
“Intinya bela negara itu adalah mencintai negeri ini. Untuk mencintai, pertama harus memahami lebih dulu. Dari situlah akan muncul rasa mencintai. Kalau mencintai pasti akan membela mati-matian,” kata Yunanto, Rabu (19/12).
Saat ini, lanjut Yunanto, tantangan berat yang dihadapi bangsa Indonesia adalah menyikapi kemajuan teknologi informasi dengan keberadaan media sosial (medsos).
BACA JUGA: Mana Lebih Penting di Akhir Minggu, Tidur atau Olahraga?
Di satu sisi, medsos membawa banyak dampak positif. Di sisi lain, medsos juga memiliki efek negatif yang luar biasa.
Hoaks (berita bohong), hate speech (ujaran kebencian), dan adu domba menjadi fenomena yang luar biasa.
BACA JUGA: Kemhan Gelar Bela Negara 2018 Dalam Suasana Fun dan Edukatif
Dampak negatif itulah yang jelas-jelas bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Paling penting sekarang generasi milenial dalam semangat bela negara bisa melakukan kegiatan sesuai posisi dan keahliannya. Tidak hanya untuk memajukan diri sendiri, keluarga, atau golongan, tetapi bisa membawa nama harum bangsa,” imbuh Yunanto.
Dia menambahkan, mengharumkan negara dengan meraih medali pada event olahraga internasional seperti SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade juga termasuk bela negara. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Basmi Lemak Perut dengan 4 Olahraga Sederhana ini
Redaktur & Reporter : Ragil