Bela Tersangka Korupsi Haji, Prabowo Bakal Rugi Sendiri

Selasa, 27 Mei 2014 – 05:20 WIB
Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali.

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menilai Prabowo Subianto telah melakukan blunder karena meragukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menjerat Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali sebagai tersangka korupsi penyelenggaraan haji. Arbi menegaskan bahwa publik jelas lebih percaya KPK yang berkali-kali sukses menjebloskan pelaku korupsi ke bui daripada pembelaan Prabowo terhadap tersangka korupsi.

Sebagaimana dilansir Indopos (JPNN Group), Arbi mengatakan bahwa selama ini KPK terbukti mampu menepis dugaan politisasi dalam penanganan kasus korupsi. Sementara Prabowo justru curiga status tersangka korupsi yang kini disandang Suryadharma karena KPK jadi alat politik pihak lain.

BACA JUGA: Ironi Jika Pecatan TNI Jadi Panglima Tertinggi

“Jadi kalau Prabowo bilang begitu, maka Prabowo akan mengurangi suara koalisinya karena rakyat pasti kecewa. Prabowo justru membela yang korupsi demi persekawanan di koalisi, itu melecehkan KPK namanya,” kata Arbi kepada wartawan, Senin (26/5).

Arbi menegaskan, selama ini KPK telah menunjukkan integritasnya dalam memberantas korupsi. Bahkan setiap tersangka korupsi yang dijerat KPK dinyatakan bersalah oleh pengadilan.

BACA JUGA: Curigai KPK Gembosi Partai Islam

Karenanya Arbi menegaskan, jika Prabowo sampai menganggap Suryadharma tak bersalah dan justru mencurigai KPK, maka mantan Danjen Kopassus itu sama saja tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi. Arbi pun mengingatkan bahwa Prabowo akan mendapat risiko besar karena membela Ketua Umum PPP itu.

Arbi kemudian mencontohkan ketika PKS ngotot membela Luthfi Hasan Ishaaq yang dijerat KPK karena kasus suap kuota impor daging sapi ternyata suaranya pada pemilu legislatif lalu turun. Nah, kalau Prabowo juga sikapnya membela orang yang disangka korupsi, maka kepercayaan pemilih juga akan turun.
“Ini  sudah menimbulkan kesan bahwa belum berkuasa saja sudah melindungi (pelaku korupsi, red). Bagaimana kalau sudah berkuasa, budaya Soeharto yang melindungi pelaku korupsi akan balik lagi,” ulas Arbi.   

BACA JUGA: Santri Nusantara Berikrar Menangkan Jokowi-JK

Sebelumnya, Prabowo saat berkunjung ke kediaman pengusaha Hary Tanoesoedibjo, di Jakarta, Kamis (22/5) pekan lalu mengkritik KPK yang menjadikan Suryadharma sebagai tersangka korupsi penyelenggaraan haji. ”Saya garis bawahi ini, secara pribadi tidak percaya bahwa SDA bersalah," kata Prabowo.

Mantan Pangkostrad itu justru curiga dengan momentum penetapan SDA sebagai tersangka korupsi. “Kita lihat dari momentum waktu. Saya berharap terutama KPK, jangan sampai KPK itu digunakan alat politik bagi siapapun,” ucapnya.(jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Dunia Maya, Jokowi Lebih Unggul


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler