Belajar dari Kejadian Partai Demokrat, NasDem akan Mencari Rekan Koalisi Sebelum Konvensi

Senin, 31 Mei 2021 – 14:53 WIB
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI Willy Aditya. (ANTARA/HO-Dok Pribadi)

jpnn.com, JAKARTA - Partai Nasional Demokrat (NasDem) memastikan akan mencari rekan koalisi terlebih dahulu sebelum menggelar konvensi calon presiden (capres) 2024.

Menurut politikus Partai Nasdem Willy Aditya, partainya belajar dari pelaksanana konvensi yang pernah dilakukan Partai Demokrat menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.

BACA JUGA: Menjaring Pemimpin Bangsa, Nasdem Persiapkan Perangkat Kerja Konvensi Capres-Cawapres 2024

Saat itu, ujar dia, Partai Demokrat tidak dapat mengusung capres hasil konvensi internal, karena tidak memiliki rekan koalisi agar bisa memenuhi syarat presidential threshold 20 persen.

Willy menyadari bahwa partainya juga tidak bisa mengusung capres 2024 tanpa berkoalisi dengan partai lain.

BACA JUGA: Syarief Hasan: Partai Demokrat Menolak Masa Jabatan Presiden 3 Periode

Oleh sebab itu, Willy menegaskan, partai besutan Surya Paloh itu benar-benar melakukan perhitungan terhadap syarat pengajuan capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang.

"Pemenuhan syarat pengajuan capres dan cawapres benar-benar kami hitung," kata Willy saat dihubungi, Senin (31/5).

BACA JUGA: Munarman Diisukan Lumpuh di Tahanan, Begini Reaksi Brigjen Rusdi

Politikus kelahiran Solok, Sumatra Barat, itu mengatakan Partai NasDem saat ini tengah berkomunikasi dengan Partai Golkar, PAN, PKS, hingga Partai Demokrat demi mencari rekan koalisi agar bisa mengusung kandidat pada Pilpres 2024.

"Terakhir-terakhir ini, Demokrat minta bertemu untuk komunikasi soal konvensi, kami terbuka saja," ujar legislator Komisi IX DPR RI itu.

Menurut Willy, hanya Partai Demokrat yang memberi kesan positif dari empat partai yang sudah diajak komunikasi soal konvensi.

Namun, lanjut dia, hal itu bukan berarti partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu siap berkoalisi dengan Partai NasDem menuju Pilpres 2024.

"Terbuka yang kemudian memberikan semacam sinyal mereka tertarik untuk membicarakan konvensi, karena mungkin mereka punya pengalaman konvensi tanpa melihat kemampuan justru akan merusak tatanan," beber alumnus Universitas Gadjah Mada itu. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler