jpnn.com, BANDUNG - Budaya lokal tidak melulu tradisional. Lewat inovasi yang dihadirkan, budaya lokal justru merupakan peluang usaha potensial sekaligus penciptaan lapangan kerja.
Pesan tersebut disampaikan Founder OK OCE Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno dalam peresmian PT Leholeh Rasa Nusantara Jaya yang digelar di bilangan Sindang Reret, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (10/10).
BACA JUGA: OK OCE Gandeng Universitas Riau, Sandiaga Uno: Insyaallah Makin Pede Bertemu Calon Mertua
Dalam kesempatan tersebut, Sandi mengaku salut atas keberanian Gifari Zakka Adha selaku CEO PT Leholeh Rasa Nusantara Jaya.
Sebab, tidak hanya merintis usaha di tengah pandemi covid-19, pemuda berusia 23 tahun itu diungkapkan Sandi berhasil mengembangkan aplikasi bernama Leholeh yang mengadopsi kearifan lokal, khususnya makanan khas Nusantara.
BACA JUGA: Salurkan Paket Sembako, Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Kompak Bersatu Lawan Corona
Lewat aplikasi yang termasuk dalam kategori market place itu, Gifari dijelaskannya mampu menghubungkan antara penjual dengan pembeli yang menginginkan makanan khas suatu daerah.
Sehingga, masyarakat hanya cukup mengakses aplikasi Leholeh tanpa harus bepergian ke suatu daerah.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Berharap Banyak pada Lulusan Vokasi
"Saya jadi ingat lagu 'Semua Ada di Sini' yang dinyanyiin Enno Lerian, jadi mau makan makanan khas Nusantara apa aja itu nggak perlu lagi pergi jauh-jauh, semuanya ada di sini," ungkap Sandi sumringah.
"Lewat aplikasi ini semuanya terhubung secara digital, antara penjual dengan pembeli. Terciptanya ekosistem baru ini akan memacu geliat usaha di akar rumput yang berdampak kepada pemulihan ekonomi saat ini," paparnya.
Inisiatif yang diambil Gifari pun menurut Sandi sangat tepat.
Sebab, pandemi covid-19 ditegaskannya tidak boleh menghentikan langkah untuk terus berinovasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Jangan pernah berhenti untuk terus berinovasi dan terus semangat membuka lapangan pekerjaan. Karena badai akan berlalu, ekonomi akan membaik," ungkap Sandi bersemangat.
Sandi pun mengingatkan modal awal membangun usaha adalah minat dan kecintaan dengan apa yang mereka lakukan.
"Whatever you do, do what you love, and love what you do. Kerjakan bidang yang kita cintai dan nikmati," ungkap Sandi.
“Bangsa ini butuh lebih banyak lagi milenial-milenial yang dapat berkontribusi secara konkret. Dengan penuh keyakinan saya akan terus berjuang demi terwujudnya Indonesia yang adil dan makmur dari tangan anak-anak mudanya," tambahnya.
Pernyataan Sandi diamini Gifari. Aplikasi Leholeh, dipaparkannya, menawarkan beragam kemudahan, baik bagi penjual maupun pembeli.
Lewat aplikasi tersebut, masyarakat tidak perlu datang mengantri toko oleh-oleh serta menghabiskan waktu untuk berkeliling dari toko ke toko untuk mencari oleh-oleh.
Begitu juga dengan produsen maupun penjual, mereka katanya dapat dengan mudah memasarkan produk masing-masing secara online.
"Contoh ada seseorang yang ingin makan makanan khas Bandung, kalau dihitung ada banyak pengeluaran, mulai dari ongkos sampai waktu. Tapi lewat aplikasi ini, kita bisa pilih dan langsung pesan," ungkap Gifari.
Selain itu, alasan dirinya meluncurkan aplikasi Leholeh bertujuan untuk membantu para penjual makanan khas Nusantara.
Karena diketahui, kebanyakan makanan khas yang dijual hanya laris pada saat musim liburan.
Padahal, menurutnya, makanan khas Indonesia ini banyak peminatnya.
"Kita coba berikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha, agar makanan khas tidak hanya laris pada saat musim libur," ungkap Gifari.
"Lewat aplikasi ini juga kita sampaikan sejarah makanan khas suatu daerah. Tujuannya agar masyarakat Indonesia paham tentang sejarah makanan khas yang ada di Indonesia," jelasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil