Belajar Kelola Desa Wisata dari Nglanggeran Yuukkk....

Jumat, 18 Agustus 2017 – 12:02 WIB
Desa Wisata Kampung Flory di Dusun Jugang, Pangukan, Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto-foto: Kemenpar

jpnn.com, SLEMAN - Nikmat kemerdekaan sepantasnya disyukuri. Tapi, dengan cara apa mensyukurinya?

Banyak cara bisa dilakukan. Namun, cara yang ditempuh RW 26 Perum Gumuk Indah Sidoarum Godean Sleman yang memiliki Bank Sampah Griya Sapu Lidi ini berbeda.

BACA JUGA: TVRI Langsung On Kibarkan Co-Branding Wonderful Indonesia

Tasyakuran peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia Rabu malam (16/8) diisi dengan sarasehan membahas tema Memberdayakan Potensi Desa untuk Pariwisata. Ada dua narasumber yang dihadirkan untuk kegiatan itu.

Yang pertama adalah praktisi Desa Wisata, penggerak pemuda dan pelaku social entrepreneurship Sugeng Handoko. Sedangkan narasumber kedua adalah Kus Endarto, analis kebijakan pemasaran dan informasi Pariwisata Dinas Pariwisata Sleman. 

BACA JUGA: Banyuwangi Savana Cake Ber-Co Branding dengan Wonderful Indonesia

RW 26 dengan 4 RT dihuni oleh sekitar 150 keluarga. Terletak di antara dua sungai, yaitu Sungai Bedog dan Sungai Bontit.

Rukun warga itu selama ini dikenal sebagai tempat belajar pengelolaan sampah karena Bank Sampah Griya Sapu Lidi pernah menjadi juara pertama DIY Green and Clean.  Warga yang juga anggota Bank Sampah Griya Sapu Lidi memiliki ketrampilan Daur Ulang.

BACA JUGA: Menpar Arief: Kita Beragam Sekaligus Bersatu Dalam Busana Nusantara

"Potensi inilah yang akan kami berdayakan lebih lanjut. Kami akan siapkan menjadi wisata edukasi olah limbah. Apalagi di sekitar kami juga banyak kegiatan pendukung. Ada produsen blangkon, pembuat tempe kedelai, produsen peyek, maupun arena outbond yang memadai," kata Ketua Panitia HUT ke-72 Republik Indonesia Perum Gumuk Indah Haeruman Supriatna.

Sugeng Handoko selaku pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran tentu memiliki pengalaman yang bisa dibagikan untuk warga. Pengalaman mengawal Desa Wisata Nglanggeran menjadi desa wisata Terbaik Asean layak untuk disimak.

"Beruntung sekali, kami bisa mendatangkan Mas Sugeng di tengah kesibukan yang padat. Waktu kami hubungi, beliau masih di Palembang. Dihubungi lagi di Padang lalu ke Aceh. Alhamdulillah, tanggal ini beliau pas ada di Yogya," tambah Seksi Sarasehan, Erwan Widyarto.

Sedangkan Kus Endarto yang juga peraih gelar S2 bidang pembangunan ekonomi dari sebuah universitas di merupakan memiliki banyak data dan informasi seputar desa wisata di Sleman. Dinamika sebuah desa wisata merupakan persoalan yang dihadapinya sehari-hari. 

"Semoga kehadiran narasumber ini bisa memberi semangat warga untuk membuat potensi RW 26 semakin berdaya. Apa yang kami miliki makin memberi manfaat bagi sesama," tandas Ketua RW 26 Perum Gumuk Indah Yudi Trihatmanto.

Sarasehan dan Tirakatan di Perum Gumuk Indah Sidoarum Godean Jogja selalu diisi dengan sarasehan. Sejumlah narasumber yang pernah mengisi sarasehan di antaranya Prof Dr Dwikorita Karnawati (mantan Rektor UGM), KH Yahya Cholil Staquf (jubir Presiden Gus Dur), Ahmad Hanafi Rais (wakil ketua Komisi I DPR RI), serta para pembicara dari BPOM, BLH, Walhi, dan Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. 

Homestay Desa Wisata adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan jika ingin sukses dan sustainable. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meyakini homestay desa wisata akan lebih bergairah untuk maju. "Itu sudah kami diskusikan dengan banyak kementerian dan lembaga di Rakornas Ii tahun 2017," kata Arief Yahya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren, Triathlete Tertua Asia 80 Tahun Ikut IRONMAN 70.3 Bintan 2017


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler