Belajar tidak melulu harus serius. Dengan perantara lagu, proses belajar bisa jadi sangat menyenangkan. Metode unik itulah yang dikembangkan Mira Julia. Seperti apa?
SEKARING RATRI A., Jakarta
MIRA Julia sangat suka dengan musik. Saat berumur dua tahun, dia sudah hafal puluhan lagu. Bahkan, menurut sang ibu, Lala -demikian Mira Julia akrab disapa- bisa menciptakan lagu saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dia merasa lebih mudah mengingat dan memahami pelajaran lewat lagu.
Kini Lala menapak usia 33 tahun. Dia sudah menikah dan memiliki tiga buah hati. Kecintaan pada lagu tetap membara. Dia juga masih rajin menyanyi dan mencipta lagu. Lala memanfaatkan lagu-lagu ciptaannya sebagai sarana belajar bagi ketiga anaknya. Berkolaborasi dengan sang suami, Sumardiono, Lala memilih home education (HE) sebagai model pendidikan anak-anak mereka.
"Sampai aku menikah dan punya anak, aku sudah banyak banget bikin lagu. Karena aku memutuskan metode homeschooling untuk anak-anakku, aku didik mereka lewat lagu," tutur Lala saat ditemui di kediamannya di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta Timur.
Metode tersebut cukup efektif. Menurut jebolan Jurusan Arsitektur, Universitas Indonesia (UI) itu, tiga buah hatinya lebih mudah mempelajari sesuatu dengan lagu. Karena itu, lagu-lagu ciptaan Lala memiliki banyak tema. Mulai cara berhitung, membaca hingga membuat kue dan mengenal suku bangsa.
"Lagu mempermudah proses belajar anak-anakku. Dengan lagu, mereka belajar lebih rileks. Jadi, lebih banyak yang masuk," kata Lala.
Ketika mengajak anak belajar lewat lagu, Lala tidak memaksa. Dia tidak mengharuskan anaknya menghafal lagu-lagu ciptaannya. Jika mereka ingin ikut bernyanyi, baru Lala mengajaknya. "Tapi, kalau mereka sedang nggak ingin nyanyi, ya nggak papa. Belajar itu bukan dipaksa, tapi harus fun," jelasnya.
Suatu ketika, putra pertama Lala, Yudhistira Samiaji, yang berusia 10 tahun, mengikuti tryout ujian nasional (unas) yang seharusnya diperuntukkan anak usia 12 tahun atau setara kelas 6 SD. Hasilnya, Yudhis meraih nilai bagus dan dikategorikan lulus.
Sukses itu membuat Lala percaya diri. Dia tergerak untuk membagikan metode belajar lewat lagu itu kepada publik. Pada November 2011, Lala membikin situs pelanginada.com. Perempuan kelahiran 24 Juli 1978 itu mengunggah lagu-lagu anak ciptaannya di situs tersebut. Lala menantang dirinya sendiri untuk bisa menciptakan 30 lagu dalam 30 hari. Dia berhasil dan mengirim semua lagu itu ke situs pelanginada.com.
"Awalnya lagu-lagu itu aku pakai untuk anak-anak sendiri. Sekarang, lagu-lagu itu aku kumpulkan di situs pelanginada.com dan bisa diunduh gratis," kata Lala.
Respons yang didapat Lala luar biasa. Pada bulan pertama peluncuran situs pelanginada.com, lagu-lagu ciptaan Lala telah diunduh hingga sekitar 10 ribu kali. Pengunjung situsnya pun mencapai ribuan orang.
Bahkan, salah satu lagunya yang berjudul Ayahku Tetap Ayahku dijadikan ilustrasi film pendek karya anak SMK. "Senang rasanya melihat lagu-lagu anak itu disukai banyak orang, khususnya anak-anak," ujarnya.
Tema lagu-lagu Lala sangat beragam. Dari hal-hal yang rumit hingga soal pembentukan karakter. Tak ketinggalan untuk hal-hal sederhana seperti ajakan membersihkan rumah.
Lala pun makin antusias untuk mencipta lagu. Jika sedang mood, dia bisa menciptakan tujuh lagu dalam sehari. Untuk memperkaya tampilan situsnya, Lala menyertakan artikel-artikel yang berkaitan dengan cara mendidik anak dengan musik. Bahkan, dalam beberapa lagu, Lala juga memuat materi-materi yang bisa dicetak. Pada lagu AIUEO, misalnya, dia mengunggah flash card bergambar suku kata yang bisa diunduh.
Agar para pengunjung situsnya bisa memahami penggunaan lagu, Lala menyertakan semacam tutorial. Pada lagu AIUEO, dia menuliskan cara mengajarkan suku kata sambil menyanyikan lagu. "Buatlah dalam selembar kertas deretan suku kata. Lalu sambil bernyanyi, ajak anak mengikuti lagu sambil menunjuk ke arah suku kata tersebut," tulis Lala di situs pelanginada.com.
Lala juga menerima pesanan lagu dari pengunjung situsnya yang kebanyakan para orang tua. "Banyak yang kirim lirik, terus minta dibikinin lagu. Nanti lagu itu juga di-upload di situs pelanginada.com. Aku tulis dari siapa liriknya. Dari situ, eh mereka malah ketagihan kirim lirik," ungkapnya.
Selain lirik, Lala menerima beberapa video para pengunjung yang menggunakan lagunya sebagai metode belajar. Video-video tersebut kebanyakan diunggah di Youtube. Lala tidak mengira respons terhadap situsnya begitu besar. Apalagi, banyak testimoni dari para pengunjungnya yang menyatakan sangat terbantu dengan lagu-lagu ciptaannya.
"Banyak testimoni yang masuk. Mereka bilang anaknya jadi cepat belajar membaca. Ada juga yang mengaku jadi mudah mengajarkan soal mata angin kepada anaknya lewat lagu ciptaanku," ujarnya.
Menurut sulung dari dua bersaudara itu, lagu anak-anak memang sudah tidak sebanyak dulu. Karena itu, lanjut dia, banyak orang tua yang merasa senang dengan adanya situs pelanginada.com.
"Memang harapanku, lagu-lagu anak bisa menambah khazanah musik dan lagu anak yang sesuai untuk mereka. Jangan sampai anak-anak sejak kecil terekspos dengan lagu-lagu bertema dewasa yang tak bagus untuk perkembangan psikologi mereka," jelasnya.
Lala mengaku belum terpikir untuk mengomersialkan situs pelanginada.com. Niatnya memang berbagi ilmu. "Aku bikin ini karena aku merasa caraku ini berhasil sama anak-anakku. Aku hanya ingin berbagi saja, "ungkapnya.
Lala tidak hanya dikenal lewat situs pelanginada.com. Dia juga menjadi salah seorang penggiat homeschooling. Lala menuturkan, pembelajaran lewat lagu merupakan bagian dari metode homeschooling. Dia memiliki situs soal homeschooling yang bernama rumahinspirasi.com.
Seperti situs pelanginada.com, Lala juga berupaya membuat rumahinspirasi.com menjadi situs interaktif. Selain ada artikel-artikel parenting, Lala menyertakan lagu-lagu ciptaannya. "Belajar lewat lagu itu ada dalam homeschooling yang kita terapkan. Intinya belajar dengan senang dan tanpa paksaan," jelasnya.
Alhasil, situs rumahinspirasi.com meraih beberapa penghargaan. Di antaranya penghargaan sebagai Platinum Winner 2010, pemenang pertama dalam kontes blog yang diselenggarakan ICT Watch/Internet Sehat Blog Award (ISBA). Situs tersebut juga menjadi juara apresiasi blog kategori pendidikian/umum yang diadakan oleh ON|OFF 2011 (Pesta Blogger).
Lala sadar pilihannya untuk tidak menyekolahkan tiga anaknya di sekolah umum sering mengundang pertanyaan. Namun, dia dan sang suami yakin, selama tiga buah hatinya belajar dengan senang, mereka bisa mendapatkan banyak ilmu seperti anak-anak yang bersekolah.
"Kami mendidik mereka untuk menjadi pembelajar mandiri. Kami yakin, kalau bisa membuat anak-anak kita belajar dengan antusias, dia bisa belajar sebanyak yang dia mau," katanya. (*/c2/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kokpit dan Awak Kabin Beda Jenis Pilihan Fly
Redaktur : Tim Redaksi