jpnn.com, JAKARTA - Terobosan kebijakan pengelolaan anggaran belanja yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) terbukti produktif. Hal itu karena peningkatan belanja barang alat, dan mesin pertanian (alsintan), serta input produksi di daerah sebesar 1 persen meningkatkan pertumbuhan ekonomi subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian di provinsi sebesar 0,33 persen.
Sedangkan peningkatan belanja barang kapal penangkap ikan sebesar 1 persen akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Subsektor Perikanan daerah sebesar 0,13 persen. Rasio efektivitas belanja sektor pertanian dibandingkan dengan sektor perikanan mencapai 254 persen.
BACA JUGA: Kementan Percepat Investasi, Naik Tajam 150,7 Persen
Seperti yang tercatat dalam hasil kajian Direktorat Keuangan Negara dan Analitis Moneter, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bertajuk “dampak belanja barang Produktif Kementerian/Lembaga terhadap pertumbuhan daerah”. Produktivitas sektor pertanian mengungkit pertumbuhan Indonesia lainnya.
Untuk membaca situasi yang terjadi, khususnya pencapaian ekonomi serta tantangan yang dihadapi oleh Indonesia, Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia) mengadakan Diskusi Publik yang bertajuk “Potret Pembangunan Era Jokowi”.
BACA JUGA: Kementan Mempercepat Proses Bisnis Ekspor Produk Olahan Kakao
Diskusi bertempat di The Hermitage Hotel, Jl. Cilacap No.1 Menteng Kec. Menteng, Jakarta pukul 13.30-16.00. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Perencanaan Mikro dan Analisis Statistik, Kementerian PPN/Bappenas, Eka Chandra Buana, Setianto; Direktur Neraca Produksi Badan Pusat Statistik, Setianto, S.E., M.Si, Direktur Neraca Produksi Badan Pusat Statistik; Rektor Universitas Paramadina, Prof. Firmanzah, Ph.D; Pengamat Ekonomi, Dr. Ichsanuddin Noorsy, B.Sc., S.H., M.Si dan Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo.
Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Kementerian PPN/Bappenas Eka Chandra Buana, S.E. MA, dalam diskusi menyatakan, bidang yang secara positif berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia adalah pertanian. “Indonesia masih tergantung terhadap komoditas sehingga pertanian menjadi faktor penting dalam perekonomian Indonesia. Pertanian mengalami kenaikan 3,7 persen pertumbuhan ekonomi. Pertanian dibutuhkan untuk dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia.
BACA JUGA: Kementan Rangsang Pengembangan Budidaya Si Beneng, Talas Asal Banten
Berbagai terobosan kebijakan dalam pengelolaan anggaran belanja yang dilakukan Kementerian Pertanian dinilai sangat signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini diperoleh dari hasil kajian Direktorat Keuangan Negara dan Analitis Moneter, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang merilis kajian terkait “dampak belanja barang Produktif Kementerian/Lembaga terhadap pertumbuhan daerah”.
Kunto Adi Wibowo, Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI mengatakan bahwa efektivitas belanja negara di sektor pertanian terepresentasi dari persepsi positif para petani terhadap kondisi ekonomi saat ini dan program-program pemerintah.
Sementara, Direktur Neraca Produksi Badan Pusat Statistik Setianto, S.E., M.Si, mengatakan bahwa rumah tangga usaha pertanian Indonesia naik 5,92 persen di 2018 dibandingkan dengan angka 2013. Nilai tukar petani meningkat 0,58 persen pada Agustus 2019. Setianto menjelaskan “Pertanian secara keseluruhan, mengalami pertumbuhan secara positif. Pertanian menyumbang 0,7 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen di triwulan kedua tahun 2019. Mengalami kenaikan 0,23 dari triwulan pertama 2019," jelasnya.
Prof. Firmanzah, Ph.D., Rektor Universitas Paramadina dalam diskusi yang menjelaskan bahwa pertanian harus diarahkan sebagai kekuatan ekonomi. "Sektor utama untuk mencapai hal itu dalam membangun sektor SDM dan membangun pusat pusat riset pertanian," ujarnya.
Dr. Ichsanuddin Noorsy, B.Sc., S.H., M.Si., pengamat ekonomi kawakan mengatakan "belanja sarana prasarana kementerian pertanian terus meningkat, ada keberpihakan kementerian pertanian kepada petani di perdesaan". Diharapkan hal tersebut bisa menyebar ke semua bidang.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh