jpnn.com - LABUHAN DELI- Ketenangan warga Pasar VI Dusun 3 Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, mendadak terusik. Belasan pria berpistol dan membawa parang panjang (kelewang) mengamuk dan meneror warga kampung.
Dalam aksinya, sekelompok pria mengenderai dua unit mobil pribadi itu juga menculik, H Suep (42) dan Arif (17) warga setempat, Sabtu (24/8) kemarin.
BACA JUGA: Pelajar Satu Sekolah Terlibat Tawuran
Dari informasi dihimpun Sumut Pos (Grup JPNN), aksi brutal sekelompok pria bersenjata api (senpi) tersebut terjadi sekira pukul 13.20 WIB. Saat itu, dua unit mobil Daihatsu Xenia warna silver dan Toyota Avanza warga hitam masuk ke pemukiman warga.
Entah apa penyebabnya, H Sueb yang baru saja pulang dari masjid usai melaksanakan salat zuhur, tiba-tiba dihadang dan dipukulan sambil diseret masuk ke dalam sebuah mobil oleh beberapa orang pelaku.
BACA JUGA: Mayat Perempuan Ditemukan Membusuk
Warga setempat yang melihat kejadian itupun berdatangan, tapi upaya warga untuk mendekat langsung disambut todongan pistol oleh para pelaku. Bahkan, Arif seorang pelajar SMA yang bermaksud menolong pamannya, Sueb disambut dengan pukulan, setelah itu iapun ikut dimasukan ke dalam mobil.
"Kami tak tahu masalahnya apa, mereka turun dari mobil membawa pistol dan kelewang. Warga saat itu diminta untuk menjauh, bahkan wajahku pun sempat dipukul mereka, karena mencoba menyelamatkan si Arif," ujar M Nur (34), seorang warga.
BACA JUGA: Pengurus Pesantren Dianiaya Wali Santri
Tak cuma M Nur yang menjadi sasaran pemukulan para pelaku. Seorang warga lainya diketahui bernama Samsul (48), juga dianiaya sekelompok pria bersenjata tersebut. Korban, saat itu bermaksud hendak keluar melihat apa yang terjadi di depan rumahnya.
"Begitu keluar rumah, aku langsung ditampar, leherku dipiting dan kepala ku ditodong pistol sama salah seorang pelaku. Nggak lama, pria itu berteriak jangan ada yang mendekat kalau tidak mau ditembak," ungkap Samsul.
Setelah berlangsung hampir 15 menit, belasan pria bersenjata dimaksud masuk ke dalam mobil, lalu kabur ke arah Jalan Veteran Raya, Labuhan Deli dengan membawa, H Sueb serta keponakanya, Arif. "Karena ditodong pistol dan diancam mau ditembak, warga tak ada yang berani mengejar," ucapnya.
Samsul, menyebutkan meski tak sempat mengingat plat nomor polisi kedua mobil itu, namun dari ke 12 pelaku 4 diantaranya dikenali olehnya. "Yang aku kenali pelakunya bernama Sefal, Awek, Pak Tupang dan seorang lagi itu si Izmi oknum polisi bertugas di Poldasu dia merupakan adik kandung Sefal," ungkap dia.
Warga setempat yang merasa keselamatan jiwanya terancam, dengan membawa anak-anak mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi Mapolsekta Medan guna meminta perlindungan. Kepada petugas, warga mencerita aksi brutal para pelaku. Bahkan, Rostina istri dari, Sueb korban penculikan meminta aparat kepolisian segera membebaskan suaminya.
"Tolong Pak selamatkan suami saya, apa salah dia sampai harus dipukuli dan diculik sama mereka," pinta memelas.
Rostina mengungkapkan, dirinya mengetahui suaminya diculik setelah menerima kabar dari beberapa warga. Mendengar hal itu, wanita berjilbab kuning inipun menangis. "Saat kejadian saya sedang pergi, begitu pulang ada warga yang cerita kalau suami saya diculik dan pelakunya bawa pistol," ungkapnya.
Menurut dia, selama ini suaminya tidak pernah terlibat keributan sama orang lain, apalagi sampai menggunakan narkoba. Hanya saja, sebelumnya, H Sueb pernah mengurusi persoalan tanah di lahan garapan. "Dia nggak pernah ribut, apalagi dikabarkan menggunakan narkoba. Itu tak benar," sebut Rostina.
Tak lama berada di kantor polisi, telepon genggam milik salah seorang keluarga korban berdering. Dari seberang selular, terdengar suara seorang pria meminta warga dan keluarga korban untuk tidak buat pengaduan ke aparat berwajib, dengan dalih keselamatan jiwa dua warga yang disandera akan terancam.
"Macam mana ini Pak, keselamatan suami dan keponakan saya bisa terancam kalau kami buat pengaduan ke polisi," cetusnya di hadapan Kapolsekta Medan Labuhan Kompol Riza Fahlevi Lubis.
"Jangan turuti permintaan itu, warga yang jadi korban tetap harus buat pengaduan, yang peting diantara pelaku identitas sudah kita ketahui. Kalau perlu warga buat pengaduan ke Propam Poldasu, apabila diantara pelaku ada keterlibatan oknum polisi bertugas di Poldasu," timpal Riza Fahlevi.
Saat dikonfirmasi wartawan Sumut Pos, Riza Fahlevi mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait kasus penganiayaan dan penculikan dua orang warga yang dilakukan sekelompok pria diduga bersenjata.
"Soal motif dari kejadian ini kita masih selidiki, hanya dugaan sementara kemungkinan dipicu soal permasalahan lahan tanah. Tadi kita juga sudah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP," kata, Riza.(rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu dan Bayi Dibunuh
Redaktur : Tim Redaksi