Ibu dan Bayi Dibunuh

Minggu, 25 Agustus 2013 – 02:13 WIB

jpnn.com - TASK--Kasus tewasnya Wiwin (30) dan bayinya, Ai Fitriani (dua bulan), dua hari lalu, kini mulai menunjukkan titik terang. Keduanya diduga menjadi korban pembunuhan.

Sebelumnya, jasad Wiwin dan Ai Fitriani ditemukan di septic tank di belakang rumahnya di Kampung Budi Asih Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/8) pagi.

BACA JUGA: Polisi Tangkap 78 TKI Ilegal di Bandara Juanda

Yaman (35), suami korban, sebelum Wiwin dan anaknya tewas mengajak pindah ke Subang, tanah kelahiran Yaman. Namun ajakan tersebut ditolak.

Aah Hasanah, kakak korban mendapatkan curhatan dari adiknya soal ajakan Yaman. Saat itu, Yaman mengetahui istrinya curhat dan menolak ajakanya pindah.

BACA JUGA: Rampok Bersenpi Mengaku Anggota Polisi

Menurut Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Aulya Rifki Abdul Jabar melalui Kanit I Reskrim Aiptu Roni Hartono secara kebetulan, suami korban mendengarkan curhatan istrinya ke Aah Hasanah.

Kuat dugaan, Wiwin dan bayinya tersebut dihabisi suaminya, karena merasa tersinggung. Hingga kemarin, Yaman masih menghilang. "Kita masih melakukan upaya pengembangan kasus dan dugaan sementara suami korban," ujarnya, kemarin.

BACA JUGA: Kalungi Celurit, Perampok Kuras Perhiasan Pasutri

Kemarin, jenazah Wiwin (30) dan bayinya (2 bulan) diotopsi di RSU Slamet Garut berlangsung selama dua jam. Menurut Ketua Tim Forensik Dr Fahmi Arif Hakim pemeriksaan lebih difokuskan di sekitar wajah dan leher. Hasilnya, ditemukan luka-luka lecet dan memar akibat ditekan.

"Seperti yang Anda (wartawan) sudah ketahui, kita menemukan ada luka lecet tekan di bagian leher," ujarnya.

Namun, kata Fahmi, dia tidak bisa memastikan apakah korban dibunuh atau kecelakaan. "Yang menentukan itu pembunuhan atau kecelakaan itu urusan polisi. Kita hanya menyerahkan hasil pemeriksaan secara medis," ujarnya.

"Kami tidak bisa menduga-duga. Karena masih dalam proses penyelidikan, untuk itu kami diminta untuk melakukan otopsi dalam upaya membantu penyelidikan," tambahnya.

Kapolsek Bojonggambir Ipda H Budi Rahayu mengatakan hasil pengumpulan bukti dan keterangan para saksi, pihaknya hingga kemarin masih belum menyimpulkan penyebab tewasnya Wiwin dan bayinya tersebut. "Saat kami datang ke TKP, memang masih utuh dan korban sudah ada di dalam sepic tank dengan posisi kaki si ibu di atas dan bayi yang dipeluk," ujarnya.

Di TKP, Budi menemukan tambang atau semacam kawat di leher Wiwin. Melihat di TKP, kemungkinan besar Wiwin dan bayinya dibunuh. "Kita masih memanggil saksi-saksi untuk dapat menyimpulkan siapa pelaku yang diduga," ujarnya.

Sampai kemarin, Polsek Bojonggambir masih mencari suami korban. "Yang saya tahu setelah kejadian suami korban tidak ada. Dan, kita tidak memberikan kepastian apakah pelakuknya suaminya atau bukan," tuturnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar suami korban kabur ke hutan antara perbatasan Cipatujah, Bantar Kalong dan Garut.
Sementara itu jenazah Wiwin dan bayinya, setelah diotopsi, dibawa pulang keluarganya untuk dimakamkan.

Saudaranya Wiwin, Dedi Priatna (35) --yang ditemui di ruang pemulasaran jenazah di RSUD Kota Tasikamlaya berharap pembunuh Wiwin dan Ai segera ditangkap.

"Kami sekeluarga sangat shock mengetahui kejadian ini dan berharap pelaku pembunuhan bisa segera ditangkap," desaknya.

Saat ditanya tentang sikap suami Wiwin, Yaman selama ini, dia mengatakan suami bibinya itu pendiam. Sebelumnya diberitakan Radar (24/8), warga Kampung Budiasih Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikamlaya geger setelah Wiwin (33) dan anaknya, Fitriani (dua bulan) ditemukan tak bernyawa di sepiteng belakang rumahnya, kemarin (23/8) pukul 09.00.

Sekdes Bojongkapol Rika Restika mengatakan dua warganya ditemukan sudah tersungkur dalam lubang berukuran satu kali satu meter.

Kata Rika, kakak korban, Aah (35) adalah orang yang pertama menemukan jasad Wiwin dan anaknya.

Awalnya, Aah akan berangkat mengaji. Dia melihat rumah Wiwin --yang hanya berjarak sekitar lima meter dari rumahnyaâ€" masih tertutup. Dia kemudian memanggil adiknya. Yang dipanggil tak menyahut.

Kemudian Aah berangkat mengaji. Dia pulang sekitar pukul 10.00. Saat itu rumah Wiwin tetap masih tertutup. Dia pun mencarinya. Memanggil sang adik. Dia kaget. Wiwin ditemukannya sudah tidak bernyawa di satu lubang spiteng bersama bayinya, Fitriani.

"Setelah menemukan adiknya tersungkur, Aah langsung berteriak yang membuat warga berkumpul serta melaporkan penemuan ini ke polisi," kata Rika.

Menurut Rika, Aah sempat menjelaskan bahwa rumah tangga adiknya dengan Yaman (35), suaminya terlihat ada masalah. (kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesetanan, Gerandong Siram Wartawan di Pengadilan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler