jpnn.com, JAKARTA - Lantunan doa berkumandang di Pesantren Sokotunggal Abdurrahman Wahid, di Jalan Sodong 5, Jakarta Timur, Jumat (17/3) malam. Di pesantren yang dipimpin KH Nuril Arifin (Gus Nuril) itu, sejumlah tokoh berkumpul menggelar Ngaji Kebangsaan.
Hadir di antaranya Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan Idham Samawi, Ketua Umum PPP Djan Faridz, putri Bung Karno Sukmawati Soekarnoputri, pemikir kebangsaan Yudi Latif, serta perwakilan dari Ciganjur, Priyo Sambadha. Hadir juga beberapa tokoh dari lintas agama.
BACA JUGA: Bang Ara Terang-terangan Dukung Ridwan Kamil
Ngaji Kebangsaan dibuka dengan mendoakan almarhum KH Hasyim Muzadi, yang meninggal dunia Kamis (16/3), kemarin. Secara khusus, Ngaji Kebangsaan juga mendoakan kelancaran perjuangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
Pembawa acara dalam sambutannya menyampaikan bahwa pasangan Basuki-Djarot yang sedang menghadapi Pilkada DKI Jakarta diharapkan bisa kembali dipercaya rakyat sehingga bisa melanjutkan pembangunan dan kepemimpinan di DKI Jakarta.
BACA JUGA: Tensi Darah Djarot Masih Oke, Masih Mantap...
Gus Nuril dalam ceramahnya menyampaikan, sekarang digemborkan seolah PKI bangkit. Padahal yang namanya PKI itu cirinya adalah yang memecah belahb angsa, dan yang melarang orang salat.
"Sekarang siapa yang melarang salat? Yang melarang muslim menyalati saudaranya yang meninggal? Apakah itu yang namanya PKI?" ungkap Gus Nuril.
BACA JUGA: PDIP Di Garda Terdepan Dorong Partisipasi Perempuan
"Kita mungkin tidak bersaudara dalam agama, tetapi kita bisa bersaudara dalam suku. Dan sesungguhnya yang tertinggi itu adalah nilai kemanusiaan," tandas Gus Nuril. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Dekati PAN dan PKB, Keputusannya...
Redaktur & Reporter : Adek