JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memilih satu dari tiga perusahaan plat merah untuk membeli lahan peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektar.
Tiga perusahaan itu adalah PT Pupuk Indonesia, Perum Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Namun, Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk bersinergi dengan dua perusahaan BUMN itu (PT Pupuk dan Bulog), ketimbang harus berjalan sendiri untuk membeli dan mengelola lahan peternakan sapi di Australia.
Hal ini dilakukan untuk menguatkan sumber pendanaan yang mencapai Rp 300 miliar.
"Kalau satu kaki itu pelan jalannya, tetapi kalau pakai tiga kaki itu bisa sampai lebih cepat dan kuat. Studi kelaikannya 20 Juli nanti. Kita (Bulog, PT Pupuk Indonesia, dan RNI, red) sepakat untuk bikin satu konsorsium saja," papar Ismed di kantornya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/6).
Nantinya, setelah studi kelaikan selesai, tiga perusahaan BUMN itu akan menyerahkan hasil studinya ke Kementerian BUMN soal pembentukan konsorsium. Kemudian lanjut Ismed, Kementerian BUMN yang akan memutuskan apakah usulan ini bisa diterima atau tidak.
"Tetapi tergantung regulatornya Menteri BUMN Pak Dahlan Iskan, disetujui atau tidak rencana kami ini," jelasnya.
RNI saat ini tengah menyusun studi kelaikan itu. Untuk masalah pendanaan, pihaknya akan menggandeng beberapa Bank BUMN, seperti Bank BRI, Mandiri, dan BNI.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menugaskan satu perusahaan BUMN untuk membeli lahan peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektar. Hal ini dilakukan guna mengatasi kekurangan daging sapi di Indonesia.
Ada tiga kandidat yang nantinya akan diikutsertakan dan siapa yang bisa mengajukan performa terbaik maka itulah yang akan dipilih.
"Saya memutuskan untuk menugaskan salah satu perusahaan BUMN untuk membeli peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektar," kata Dahlan usai menjenguk TKW di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (20/6) lalu. (chi/jpnn)
Tiga perusahaan itu adalah PT Pupuk Indonesia, Perum Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Namun, Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk bersinergi dengan dua perusahaan BUMN itu (PT Pupuk dan Bulog), ketimbang harus berjalan sendiri untuk membeli dan mengelola lahan peternakan sapi di Australia.
Hal ini dilakukan untuk menguatkan sumber pendanaan yang mencapai Rp 300 miliar.
"Kalau satu kaki itu pelan jalannya, tetapi kalau pakai tiga kaki itu bisa sampai lebih cepat dan kuat. Studi kelaikannya 20 Juli nanti. Kita (Bulog, PT Pupuk Indonesia, dan RNI, red) sepakat untuk bikin satu konsorsium saja," papar Ismed di kantornya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/6).
Nantinya, setelah studi kelaikan selesai, tiga perusahaan BUMN itu akan menyerahkan hasil studinya ke Kementerian BUMN soal pembentukan konsorsium. Kemudian lanjut Ismed, Kementerian BUMN yang akan memutuskan apakah usulan ini bisa diterima atau tidak.
"Tetapi tergantung regulatornya Menteri BUMN Pak Dahlan Iskan, disetujui atau tidak rencana kami ini," jelasnya.
RNI saat ini tengah menyusun studi kelaikan itu. Untuk masalah pendanaan, pihaknya akan menggandeng beberapa Bank BUMN, seperti Bank BRI, Mandiri, dan BNI.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menugaskan satu perusahaan BUMN untuk membeli lahan peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektar. Hal ini dilakukan guna mengatasi kekurangan daging sapi di Indonesia.
Ada tiga kandidat yang nantinya akan diikutsertakan dan siapa yang bisa mengajukan performa terbaik maka itulah yang akan dipilih.
"Saya memutuskan untuk menugaskan salah satu perusahaan BUMN untuk membeli peternakan sapi di Australia seluas 1 juta hektar," kata Dahlan usai menjenguk TKW di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (20/6) lalu. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RNI Kembangkan 3 Ribu Sapi di NTT
Redaktur : Tim Redaksi