KEMENANGAN Persiku Kudus di kandang Persebaya Surabaya kemarin (16/3) sangat mengejutkan. Sebagai tim papan tengah Divisi Utama PT Liga Indonesia (LI), Persiku mampu memperlihatkan semangat yang tidak kalah oleh tuan rumah Persebaya.
Apalagi, sebenarnya kondisi internal klub berjuluk Macan Muria itu sedang tidak kondusif. Kesejahteraan pemain dan pelatih tidak sebanding dengan raihan positif mereka.
Setelah pertandingan, pelatih Persiku Riono Asnan memuji mental bertanding Agus Santiko dkk. Padahal, mereka sudah tiga bulan terakhir belum menerima gaji.
Dalam kondisi seperti itu, motivasi para pemain asal Kota Kretek tersebut justru tinggi. "Saya sangat senang atas kemenangan hari ini (kemarin, Red). Sayang, kami belum tahu pasti apakah kami masih bisa bertahan pada putaran kedua nanti. Apalagi kami belum bayaran tiga bulan," kata Riono kemarin.
Menurut mantan pemain Persebaya itu, kemenangan kemarin adalah yang pertama dalam enam laga tandang Persiku. Lima laga away sebelumnya berakhir dengan empat kali seri dan sekali kalah.
Ditemui di kamar ganti pemain, manajemen Persiku tidak bersedia berkomentar soal tersendatnya gaji pemain selama tiga bulan itu. "Masalah gaji telat itu kan kisah klasik di sepak bola Indonesia," kilah salah seorang wakil manajemen Persiku yang enggan disebut namanya.
Usut punya usut, ternyata yang membuat pemain Persiku bermain trengginas adalah iming-iming bonus menang Rp 10 juta per selisih satu gol. Karena menang dengan skor 2-1, uang Rp 10 juta dibagi rata kepada pemain dan pelatih.
Sementara itu, salah seorang pemain senior Persiku yang tak mau disebut namanya pesimistis terhadap janji manajemen. "Pada awalnya memang dijanjikan seperti itu. Tapi, akan terealisasi atau tidak, kami juga tak tahu. Yang penting buat kami, gaji segera dilunasi," ujar pemain tersebut. (dra/c3/ruk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Di Depan Pintu Sanksi
Redaktur : Tim Redaksi