jpnn.com, KLATEN - Nama dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten Jawa Tengah kini menjadi populer, tak sampai setahun setelah dikunjungi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Tadinya, sebelum didatangi Ganjar, dusun itu terisolir dan kesulitan akses jalan. Namun, kini kondisinya sudah sangat jauh berbeda.
BACA JUGA: Ada Keindahan Tersembunyi Dusun Girpasang Klaten, Cocok untuk Pencinta Alam
Dusun yang hanya dihuni oleh 12 kepala keluarga itu kini memiliki gondola kaca untuk mengangkut warga keluar masuk desa mereka.
Warga tidak perlu repot jalan kaki berjam-jam naik turun lembah untuk kepentingan darurat.
BACA JUGA: Pak Ganjar Tetap Waspada Ada Lonjakan Mudik setelah Lebaran
"Gondola itu kami bangun dengan anggaran dana desa dan sebagian dari bantuan dana aspirasi. Dengan adanya gondola ini, sekarang warga tidak usah repot jalan kaki," terang Kades Tegal Mulyo Klaten, Sutarno, Selasa (18/5).
Selain untuk transportasi warga, gondola baru itu ternyata menarik minat wisatawan.
BACA JUGA: Pak Ganjar Siap Kebut Vaksinasi Covid-19 hingga Desember
"Semenjak dikunjungi Pak Gubernur saat Iduladha kemarin, di sini memang ada perubahan. Kalau dulu warga dusun Girpasang ini masih banyak yang tinggal di rumah tidak layak huni, sekarang sudah direnovasi," ucapnya.
"Banyak pengunjung yang datang ke Girpasang. Warga kami juga merasa senang karena ekonomi tumbuh. Sekarang desa kami telah ditetapkan menjadi desa wisata," tambahnya.
Wisatawan bisa memilih, ingin menikmati sensasi keindahan Merapi sekaligus uji nyali menaiki gondola yang meluncur di ketinggian 150 meter atau memilih berjalan kaki di jalan setapak yang meliuk-liuk di dasar jurang sembari menikmati pemandangan.
Tak hanya itu, kini banyak kafe berdiri di sepanjang desa itu. Kafe-kafe gaya kekinian selalu ramai dikunjungi wisatawan karena pemandangan Girpasang yang eksotis.
Kafe-kafe itu berdiri baik di Desa Tegalmulyo maupun di dalam Dusun Girpasang. Sejumlah bangunan untuk spot foto selfie juga dibangun di dusun itu.
Sutarno menyebutkan dalam sehari tak kurang dari 200 wisatawan yang datang ke dusun Girpasang. Pada akhir pekan sebelum ramadan, pengunjung mencapai 600-700 oang per hari.
"Sudah terasa dampaknya bagi kemajuan warga kami. Warga juga memiliki semangat untuk menjadikan kawasan ini lebih baik lagi," pungkas Sutarno.
Sebelumnya, pada Agustus 2020 Ganjar harus susah payah naik turun lembah dengan kedalaman lebih dari 150 meter untuk mengantarkan daging kurban ke warga yang tinggal di dusun yang terisolir itu.
Namun, perjuangan Ganjar terbayar saat melihat keelokan panoramanya. Dia optimistis Girpasang bisa menjadi destinasi wisata unggulan.
"Ini bagus, saya melihat potensi yang bisa dikembangkan jadi destinasi wisata unggulan. Ini keren lho," ungkap Ganjar terkagum-kagum saat itu.
Tak ingin menyia-nyiakan waktu, dia meminta kepada Kades setempat bergerak cepat untuk membenahi Girpasang. Kades diminta menggandeng universitas atau anak-anak muda kreatif guna membangun dusun itu.
"Kearifan lokal masyarakat ada, budayanya, suasananya, ini unik dan menarik. Pasti bagus kalau dikelola dan dipasarkan pada wisatawan," pungkas Ganjar. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia