jpnn.com, JAKARTA - Polri mengerahkan 600 personel gabungan mengamankan unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia (BEM SI) di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (27/9).
Unjuk rasa dilakukan setelah ultimatum BEM SI dan GASAK yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan pemecatan Novel Baswedan Cs, tak digubris.
BACA JUGA: BEM SI Bakal Demo di Gedung KPK, Polisi dan Kendaraan Pengurai Massa Dikerahkan
"Ada kenaikan sedikit eskalasinya, agak menambah (personel) yang biasanya 500, sekarang 600 (personel),” kata Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (27/9).
Dia mengatakan pihaknya berupaya mengutamakan sikap humanis selama pengamanan aksi demonstrasi.
BACA JUGA: Jokowi Tak Gubris Ultimatum BEM SI, Ratusan Mahasiswa Demo di KPK
Perwira menengah Polri itu tidak ingin terjadi gesekan antara kepolisian dan massa yang berunjuk rasa.
“Kami benar-benar mengedepankan tim negosiasi, yang di depan (ada) personel polwan. Kami benar-benar mengurangi gesekan yang terjadi antara kami dengan rekan-rekan yang melaksanakan kegiatan," ujar Agus.
BACA JUGA: Gegara Dukung Novel Baswedan Cs, Sejumlah Pegawai KPK Diproses
Namun demikian, Agus juga meminta massa memenuhi komitmen untuk melakukan demonstrasi damai.
Dia tak ingin aksi demonstrasi itu berujung anarkistis.
“Kami percaya bahwa hari ini akan damai,” tegasnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan pihaknya juga meminta bantuan personel pemadam kebakaran untuk membantu penjagaan Gedung KPK.
Beberapa mobil pemadam kebakaran disiapkan untuk mengantisipasi massa melakukan aksi bakar-bakaran.
"Kami antisipasi ada kemungkinan-kemungkinan lain, contoh ada bakaran di sini, itu nanti terprovokasi itu. Cepat kami padamkan, mungkin nanti ada ranting atau apa (merembet) sampah yang terbakar itu yang kami amankan," ujar Agus. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga