jpnn.com - MATARAM- Keberadaan bemo kuning di Kota Mataram dari waktu ke waktu semakin terpinggirkan. Angkutan kota yang pernah menjadi primadona di era 90-an ini kini seolah tinggal menunggu waktu saja untuk segera punah. ”Kami kalah bersaing sama ojek, taksi, bahkan cidomo,” kata Sarif, salah satu sopir bemo yang tengah mangkal menunggu penumpang di Pasar Kebon Roek, Ampenan.
Dikatakannya bahwa bemo kuning saat ini sudah tidak lagi dilirik oleh masyarakat. Selain karena kalah dari angkutan masal lain, penyebab turunnya pengguna bemo menurutnya adalah semakin banyaknya warga yang memiliki kendaraan pribadi. Bahkan pasar potensial mereka seperti siswa sekolah menengah pertama (SMP) sudah banyak yang meninggalkan bemo. ”Sekarang anak SMP sudah pakai motor sendiri,” katanya.
BACA JUGA: Jembatan Kelok Sembilan Jadi Kebanggaan Sumbar
Untuk bisa bertahan di tengah sulitnya mencari penumpang umum, para sopir ini harus pintar-pintar mencari peluang. Salah satunya dengan menerapkan sistem borongan atau carteran. Mereka menyasar masyarakat yang membutuhkan jasa sewa selama satu hari. ”Biasanya yang mau ramai-ramai ke pantai atau tempat rekreasi,” jelasnya.
Hal itu dibenarkan Gufron, sopir angkot lainnya. Cara lain yang mereka gunakan adalah dengan mengangkut penumpang dari kalangan pedagang pasar. Mereka yang akan pergi ke pasar atau pulang ke rumah biasanya membawa barang dagangan yang banyak. Di situlah bemo kini banyak beroperasi. ”Makanya sekarang bemo sering mangkal di pasar,” katanya.
BACA JUGA: Penyebar Foto Polwan Pernah Bawa Golok ke Kampus
Sepinya penumpang umum ini membuat seluruh bemo yang ada kini tidak lagi menggunakan jasa kernet. Penghasilan yang minim membuat mereka tidak mampu lagi membayar jasa kernet.
Menurunnya pangsa pasar bemo ini juga dibenarkan oleh Kabid Perhubungan Darat, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Mataram Mahfuddin Noor. Dikatakan dari 10 rute yang ada kini yang benar benar aktif hanya dua rute, yaitu Ampenan-Sweta dan Sweta-Ampenan. Sedangkan dari segi jumlah, bemo kuning juga terus menurun, pada tahun 2010-2011 tercatat angkutan ini sebanyak 437 unit. Namun kini yang beroperasi hanya mencapai 160 armada saja. ”Memang terus menurun jumlahnya,” jelas Mahfuddin. (cr-yuk)
BACA JUGA: Penyebar Foto Panas Polwan Dikenal Sombong
BACA ARTIKEL LAINNYA... 16 Pegawai BKN Kawal Tes CPNS di Lampung
Redaktur : Tim Redaksi