Toko kecil di Sydney yang menjual beragam macam bebatuan tampak penuh dengan orang-orang yang tak keberatan saling berdesakan.

Ada lebih dari 10 orang di dalamnya, mereka memegang batu-batuan dengan jari mereka sambil melihatnya secara teliti dari jarak dekat. Ada batu kristal dan permata yang berkilauan dan jenis bebatuan lainnya.

BACA JUGA: Kisah dan Foto Memilukan Dari Kebakaran Hutan dan Semak di Australia

Batu berwarna merah, yang dikenal dengan sebuat 'Mars', dan 'Moon', batu berwarna putih nyaris bening dengan dilapisi perak dijual di toko ini dengan harga mencapai AU$ 10.000, atau hampir Rp 100 juta.

Salah satu 'pencari batu' adalah seorang guru yoga bernama Anita, yang tampak berdiri di depan sebuah dinding yang penuh dengan bebatuan berbagai warna, seolah menunggu batu mana yang berbicara kepadanya untuk diambil.

BACA JUGA: Untuk Pertama Kalinya Keadaan Darurat Dinyatakan di Victoria Akibat Kebakaran

"Biasanya yang terjadi adalah saya akan menemukan batu yang diinginkan, dan ketika mencari tahu batu apa itu dan khasiatnya, ternyata benar sesuai yang dibutuhkan hidup saya," katanya.

"Batu yang memilihmu."

BACA JUGA: Korban Kebakaran Hutan Caci Maki PM Australia, Kasar Banget Bahasanya

Bisnis bebatuan dan kristal tampaknya telah memilih Jed Underwood dan Jess Lahoud, untuk membuka toko 'Mineralism'.

Jess memang penggemar bebatuan sejati, setelah ia menghabiskan masa kecilnya di pertambangan batu opal khas Australia, yang berada di kawasan pedalaman berserta keluarganya.

Ia bertemu dengan mitra penjualnya, sekarang menjadi suaminya, di sebuah pameran batu permata, sebelum akhirnya membuka toko empat tahun lalu. Photo: Jed Underwood menjual beragam jenis bebatuan dan kristal di sebuah toko di Sydney. (ABC News: Scott Mitchell)

 

Batu yang mereka dapatkan adalah hasil dari pencarian di seluruh dunia, termasuk dari Afrika, Amerika Selatan dan Maroko, dan mengatakan semua batu di toko mereka didapatkan secara etis.

"Kami berusaha keras untuk tahu pasti siapa orang-orang yang menemukannya," kata Jed.

"Kami tidak ingin menjual batu untuk tujuan penyembuhan, tapi ternyata memiliki masa lalu yang kelam." Dari mana kristal itu berasal?

Tapi masa lalu yang kelam dari 'batu penyembuh' membuat Emily Atkin, seorang penulis, menyelidiki industri bebatuan di Australia.

"Yang pertama terlintas adalah, 'jadi ini batu, yang ditambang di suatu tempat, bukan? Jadi, jenis tambang apa yang menghasilkan batu penyembuh?" Photo: Emily Atkin pernah menulis buku soal seberapa etis bebatuan dan mineral didapatkan dalam bukunya 'The New Republic'. (Foto: Twitter)

 

Emily lebih fokus meneliti batu-batu yang diperjualbelikan secara online atau yang dijual di Amerika Serikat.

"Saya bisa pastikan mayoritas penjual batu online sebenarnya tidak tahu dari mana batu dan kristal mereka berasal," katanya.

Ketika dia menelusurinya sendiri, dia menemukan banyak batu adalah produk sampingan dari tambang industri skala besar, seperti emas dan tembaga.

"Tambang itu bukan tempat yang paling ramah lingkungan," katanya.

Emily misalnya menemukan bebatuan asal tambang di Utah, Amerika Serikat, yang telah dilaporkan beberapa kali karena mencemari sumber air minum masyarakat asli di negara tersebut.

Kemudian ada pula masalah memperkerjakan anak.

Beberapa batu yang dianggap berharga di kalangan para penggemarnya, berasal dari belahan dunia tertentu, dimana tidak memiliki peraturan soal pekerja anak-anak.

"Jadi, anda mungkin mendapatkan batu dari Kongo dan mungkin tidak tahu apakah penambangnya berusia 12 tahun atau bukan," katanya.

"Ini perlu dipertimbangkan jika kita ingin menggunakan batu yang bisa menyembuhkan, menghubungkan kita dengan bumi, tapi seberapa besar dampaknya bagi bumi untuk mendapatkannya," tambahnya. Apakah benar bisa menyembuhkan?

Di toko 'Mineralism' di Sydney, Jed dan Jess memperkirakan 70 persen pelanggan mereka membeli bebatuan untuk menyembuhkan dan memberikan rasa ketenangan. Photo: Batu dipercaya memiliki beberapa khasiat meski secara sains tidak dapat dibuktikan membawa keuntungan. (ABC News: Scott Mitchell)

 

Tapi perlu diketahui, bahwa tidak ada bukti yang kuat jika batu-batu ini bisa memberikan dampak bagi pembelinya, menurut Dr Andrew Christy, seorang kurator benda-benar mineral di Queensland Museum.

"Seorang peneliti di London membentuk satu kelompok berjumlah 80 orang, membaginya menjadi dua, memberi mereka setengah batu jenis 'rose quartz' dan setengah dari mereka diberi batu palsu dari kaca," katanya.

"Mereka diminta pendapat dan perasaannya saat memegangnya."

"Mereka tidak menemukan perbedaan antara keduanya."

Tetapi pelanggan toko 'Mineralism', seperti Deepa yang beli batu seperti jenis 'amethyst' dan 'quartz' mengaku merasa ada perbedaannya.

"Quartz adalah batu penyembuhan yang bagus, sementara amethyst baik untuk sisi spiritual, selain kesehatan," katanya. Photo: Seorang pelanggan percaya jika batu jenis 'quartz' memiliki khasiat yang menyembuhkan dan menenangkan. (ABC News: Scott Mitchell)

 

Deepa mengatakan pelan-pelan ia lebih sadar akan asal-usul batu yang dibelinya.

"Awalnya saya tidak tahu, tapi kita ingin tahu apakah didapatkan secara etis," katanya.

Guru Yoga Anita mengaku dia tidak selalu memeriksa dari mana batu-batunya berasal, sekarang ia memiliki 40 jenis batu di rumah, tetapi mengatakan selama batu dibersihkan mereka memiliki energi yang baik.

"Ya, dibersihkan secara benar atau bisa juga dibersihkannnya dengan kekuatan dari Reiki."

Artikel ini disunting dari laporannya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Evakuasi Kebakaran Semak di Australia Ini Mendunia

Berita Terkait