jpnn.com - Masalah kegemukan sudah banyak terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Dinilai dapat menurunkan kualitas hidup, kegemukan juga dapat mengganggu kesuburan, baik pada pria maupun wanita.
Menurut World Health Organization (WHO) kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan dalam tubuh akibat ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan pengeluaran energi. Kondisi ini tentu saja bisa berakibat pada terjadinya beragam gangguan kesehatan.
BACA JUGA: 5 Cara Alami Mengatasi Hipertensi
Untuk melihat apakah berat badan sesuai atau tidak, Anda bisa menghitungnya dengan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT). Perhitungannya sangat mudah. Berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter.
Setelah mendapatkan hasilnya, Anda dapat melihat klasifikasi berat badan dalam beberapa kategori seperti gizi kurang (<18.5 kg/m2), normal (18.5-22.9 kg/m2), berat berlebih (23-24.9 kg/m2), dan obesitas atau kegemukan (≥25 kg/m2). Coba, deh, hitung berat badan ideal Anda.
BACA JUGA: Perlukah Berkeringat Banyak untuk Menurunkan Berat Badan?
Penyebab kegemukan
Faktor genetik sering disebutkan menjadi penyebab terbesar terjadinya kegemukan. Namun, pada kenyataannya banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang memiliki berat badan berlebih, salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Belum lagi, saat ini masyarakat lebih senang mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji ataupun makanan olahan dalam kaleng. Hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan serta terbatasnya aktivitas fisik akibat semakin berkembangnya kemajuan transportasi dan teknologi.
BACA JUGA: Jangan Asal, Ketahui Dulu Fakta tentang Sedot Lemak
Seperti yang Anda ketahui, memiliki berat badan yang berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan. Bahkan, kegemukan menjadi salah satu faktor risiko yang paling berperan dalam berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah, serangan stroke, diabetes mellitus, osteoarthritis dan keganasan seperti kanker usus.
Tapi, tahukah Anda, selain meningkatkan risiko penyakit-penyakit tersebut, kegemukan juga ternyata berpengaruh pada tingkat kesuburan seseorang.
Kegemukan dan kesuburan
Faktanya, kesuburan bisa terpengaruh bila berat badan Anda tidak ideal. Keduanya ternyata merupakan masalah yang saling berkaitan dan sangatlah kompleks. Pada wanita yang mengalami berat badan yang berlebih sering kali mengeluhkan tidak teraturnya menstruasi dan sulit hamil.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal dalam tubuh seperti resistensi insulin, hiperinsulinemia, penurunan hormon seks yang berikatan dengan globulin, serta peningkatan hormon androgen dan leptin.
Akibat perubahan ini sangat mudah terjadi disfungsi hipotalamus, penurunan produksi hormon gonadotropin (hormon kesuburan) dan progesteron, serta terganggunya pematangan sel telur.
Sedangkan pada pria, masalah berat badan berlebih juga dapat menyebabkan meningkatnya suhu di daerah skrotum, menurunnya hormon testosteron dan resistensi insulin.
Kondisi kegemukan ini sering disebut dapat memengaruhi kualitas sperma, meski sampai saat ini belum ada bukti kuat yang dapat menjelaskan. Tetapi, secara jelas pada banyak literatur disebutkan bahwa kegemukan pada pria meningkatkan risiko untuk mengalami disfungsi ereksi.
Tips menurunkan berat badan
Untuk mengembalikan tingkat kesuburan pada orang yang memiliki masalah berat badan, diperlukan penurunan secara bertahap.
Teknik menurunkan berat badan yang disarankan adalah dengan mengubah gaya hidup, diet ketat dalam hal makanan serta tindakan medis seperti penggunaan obat-obatan atau tindakan pembedahan (operasi bariatrik). Tindakan tersebut dapat memberikan hasil yang berbeda setiap orang.
Tentunya, pilihan tindakan tersebut ditentukan dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan. Jadi, pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan diet atau upaya menurunkan berat badan lainnya.
Sebelum jatuh ke dalam berbagai masalah kesehatan akibat kegemukan, ada baiknya mulai sekarang Anda menjaga berat badan agar tetap stabil dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengatur pola makan
Mengatur pola makan terkadang sulit untuk dilakukan. Anda tetap dapat makan 3 kali sehari seperti biasa dengan diselingi mengonsumsi 2 kali makanan pendamping. Anda dapat mulai menerapkan makan dengan piring T.
Piring model T menunjukkan jumlah sayur yang dikonsumsi 2 kali lebih banyak dibandingkan sumber karbohidrat. Selain itu, jumlah protein dan karbohidrat haruslah setara, tidak boleh ada yang berlebihan.
Mengonsumsi buah juga harus diikutsertakan setiap hari dengan jumlah yang tidak berlebihan dan jangan lupa untuk memvariasikan jenis buah yang dikonsumsi.
2. Aktif berolahraga
Berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Tetapi, pilihlah olahraga yang sesuai dengan kemampuan diri Anda. Janganlah memaksakan diri apabila Anda sedang sakit dan membutuhkan istirahat.
Untuk memelihara kesehatan, Anda dapat memulainya dengan berjalan cepat selama 10 menit dan ditingkatkan secara bertahap. Selain berjalan cepat, aktivitas fisik lainnya yang dapat Anda lakukan dapat berupa bersepeda, senam aerobik, maupun berenang.
Olahraga secara rutin disarankan 3-4 kali dalam seminggu dengan lama 30-60 menit per kali latihan.
3. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup menjadi salah satu cara untuk menjaga kestabilan berat badan. Usahakan untuk tetap tidur 7-8 jam dalam sehari, hindari begadang dan bekerja terlalu lelah.
Selain dengan tidur, istirahat juga dapat dilakukan dengan melakukan hal yang menyenangkan seperti rekreasi dan melakukan hobi.
Kegemukan tidak hanya memberikan dampak buruk pada masalah kesehatan saja, tetapi juga berpengaruh pada tingkat kesuburan seseorang. Oleh sebab itu, penting menjaga kestabilan berat badan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.(NP/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Bila Pasangan Tetiba Senang Berolahraga, Bisa Jadi Selingkuh
Redaktur & Reporter : Yessy