Benarkah Konsumsi Sayuran Organik Lebih Sehat?

Minggu, 22 September 2019 – 22:50 WIB
Sayuran. Ilustrasi. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com - Sayuran organik sedang menjadi tren selama beberapa waktu belakangan. Sayuran jenis ini dinilai lebih sehat dan bermanfaat, karena bersifat lebih alami. Namun, apakah medis setuju dengan anggapan ini?

Perlu Anda ketahui, label organik yang ada pada jenis sayur tertentu menandakan tidak adanya zat obat (pestisida), pewarna, atau perasa buatan di dalamnya. Selain itu, sayuran organik juga ditanam hanya dengan mengandalkan teknik berkebun sederhana, seperti siraman air yang tepat dan cahaya matahari yang memadai. Jenis pupuk yang digunakan pun bersifat organik, seperti dari kotoran hewan, bukan yang berasal dari bahan kimia.

BACA JUGA: Petani Lebak Beralih Mengembangkan Tanaman Sayuran

Sayuran organik lebih sehat?

Hingga saat ini beberapa orang menyebut bahwa sayuran organik lebih sehat dibanding sayuran non-organik. Hal tersebut memang sah-sah saja, dan bukan pemikiran yang salah. Tapi, apakah medis setuju bahwa sayuran organik sudah pasti lebih sehat?

BACA JUGA: Jangan Meremehkan 5 Jenis Sayuran Ini

Dikatakan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan dari KlikDokter, sayuran organik memang sehat. Karena sejatinya, setiap jenis sayuran memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh.

Di sisi lain, dr. Iqbal menegaskan bahwa kata-kata “sehat dan bergizi” sebenarnya tak hanya dimiliki oleh sayuran organik. Jenis sayuran non-organik juga layak disebut sehat dan bergizi, karena keduanya hanya dibedakan oleh cara menanam.

BACA JUGA: 6 Sayuran yang Membantu Penurunan Berat Badan

"Kalau dari sisi gizi yang terkandung dalam sayuran organik dan non-organik, itu tidak ada perbedaan. Hanya saja, sayuran organik tidak menggunakan pestisida dalam prosesnya. Jadi, sebenarnya bisa dibilang sayuran organik memang lebih sehat, karena tidak ada tambahan pestisida atau pengawet. Lagi pula, sayuran organik lebih ramah lingkungan dan terasa lebih enak di lidah," ujar dr. Iqbal.

"Akan tetapi, fakta tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk susu organik dan non-organik. Pasalnya, susu organik memiliki kandungan kandungan asam lemak omega-3 lebih tinggi, di mana susu non-organik tidak demikian," jelasnya membandingkan.

Sayuran non-organik bukan masalah

Memang, sayuran organik lebih sehat karena tidak ada campuran bahan kimia sama sekali. Bagi Anda yang ingin mulai mengonsumsi sayuran organik, hal itu sangat disarankan.

Namun, jika memang Anda hanya ingin mengonsumsi sayuran non-organik, hal itu sah-sah saja. Sayuran organik dan non-organik memiliki kandungan gizi yang sama, sehingga bila dikonsumsi pada porsi yang sama dan dengan cara pengolahan yang sama, manfaatnya akan kurang lebih sama.

Hal yang perlu diingat jika ingin mengonsumsi sayuran non-organik, Anda harus mencucinya hingga benar-benar bersih sebelum diolah dan dikonsumsi. Anda disarankan untuk mencuci sayuran non-organik dengan air mengalir. Lalu, untuk memasaknya, Anda perlu memastikan bahwa sayur sudah matang sepenuhnya.

"Mengonsumsi sayuran non-organik bukanlah masalah, asal dicuci dengan baik dengan air mengalir dan diolah dengan cara higienis. Manfaatnya akan kurang lebih sama dengan sayuran organik. Kalau bicara kandungan gizi, sayuran organik dan non-organik tidak memiliki perbedaan yang terlalu signifikan,” kata dr. Iqbal.

Sayuran organik memang lebih sehat, karena tidak terpapar pestisida dan bahan kimia lain saat proses tanam. Meski demikian, bukan berarti sayuran organik lebih superior dibandingkan sayuran non-organik. Keduanya sama-sama sehat, asalkan diolah dengan cara yang tepat dan higienis.(NB/RVS/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler