Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Obesitas?

Sabtu, 19 September 2020 – 04:50 WIB
ILUSTRASI. Obesitas. Foto: Fox News

jpnn.com - Sebagian besar orang tahu bahwa kegemukan berhubungan dengan asupan kalori yang berlebih. Namun, tak banyak yang tahu bahwa ada komponen penting lain yang juga memengaruhi berat badan, yakni kecukupan dan kualitas tidur.

Banyak studi menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan obesitas. Ini bisa menjelaskan mengapa orang yang kurang tidur dalam waktu cukup lama cenderung memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas. 

BACA JUGA: 5 Kiat Mengurangi Risiko Terkena Batu Ginjal Akibat Obesitas

Di dalam tubuh, nafsu makan dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu ghrelin dan leptin.

Seseorang yang kurang tidur akan mengalami peningkatan kadar hormon lapar (ghrelin) dan penurunan kadar hormon kenyang (leptin). Bila ini terjadi, maka seseorang akan cenderung makan berlebihan dan mengalami peningkatan berat badan.

BACA JUGA: 8 Kesalahan saat Mencoba Turunkan Berat Badan dengan Buah

Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi laju metabolisme dan pembakaran kalori. Ada studi yang menemukan bahwa kurang tidur menyebabkan pembakaran kalori berkurang hingga 5-20 persen untuk proses mencerna. Mari simak penjelasan lengkap mengenai hubungan kurang tidur menyebabkan obesitas.

Berapa Lama Tidur yang Baik bagi Kesehatan?

BACA JUGA: Tips Atasi Rasa Tidak Percaya Diri

Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine, kurang tidur selama empat hari saja sudah bisa meningkatkan berat badan.

Apabila kondisi ini berlangsung terus-menerus, efeknya tidak hanya membuat seseorang menjadi gemuk, tetapi juga berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2 dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menghindari dampak buruk kurang tidur? Pertama-tama, Anda perlu mengetahui durasi jam tidur yang baik.

Kebutuhan tidur setiap orang pada dasarnya berbeda, bergantung pada usia dan aktivitas hariannya.

Disarankan bagi orang dewasa yang sehat untuk tidur malam sebanyak 7-9 jam. Bayi, anak kecil, dan remaja membutuhkan lebih banyak tidur untuk menunjang tumbuh kembang secara fisik dan psikis. Sementara itu, lansia (65 tahun ke atas) dianjurkan untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam.

Namun, jumlah waktu tidur secara teratur saja belum cukup untuk menentukan apakah pola tidur Anda sudah baik. 

Untuk bisa disebut sehat, pola tidur harus memiliki unsur keteraturan, dalam arti bangun dan tidur di waktu yang kurang lebih sama. Pastikan juga Anda bebas dari gangguan tidur, seperti insomnia, sleep apnea, atau restless leg syndrome.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler