jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektik, terbukti memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.
Dokter Spesialis Paru, dr. Yahya Sp.P, mengungkapkan produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol.
BACA JUGA: Produk Tembakau Alternatif Layak jadi Opsi Bagi Perokok Dewasa
Hal ini karena produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok.
Menurut dr. Yahya, rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok.
BACA JUGA: Aquaproof Berbagi di Bulan Ramadan kepada Panti Asuhan
“Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens, dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” kata dia.
Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel, sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.
BACA JUGA: Praktisi Kesehatan: Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko dari Rokok
dr. Yahya menjelaskan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok.
Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Shoim Hidayat menambahkan nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR.
Padahal, faktanya TAR yang merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan aktivitas merokok.
“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR. Jika sulit, perokok dewasa bisa beralih ke produk tembakau alternatif.
Produk ini menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.
“Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi, kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil,” seru Shoim.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada