Bencana Tanah Bergerak di Trenggalek Meluas, 119 Warga Mengungsi

Rabu, 18 Desember 2024 – 23:03 WIB
Pengungsi saat berkumpul mendengarkan pengarahan dari perangkat di tenda posko pengungsian Desa Ngrandu, Trenggalek Jawa Timur, Rabu (18/12/2024). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko.

jpnn.com - TRENGGALEK - Bahaya tanah bergerak di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Trenggalek, Jawa Timur makin memburuk dan terus meluas.

Sebanyak 119 warga yang bermukim di area terdampak langsung terpaksa diungsikan ke tempat aman.

BACA JUGA: Rumah Rusak Akibat Tanah Bergerak, 23 Warga Trenggalek Mengungsi

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek sebanyak 38 rumah mengalami kerusakan parah, menyebabkan 119 warga dari 43 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono mengatakan jumlah pengungsi meningkat setelah hujan lebat kembali mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (17/12) malam.

BACA JUGA: 5 Desa di Lombok Timur Dilanda Banjir Imbas Hujan Lebat

"Awalnya hanya 23 jiwa dari sembilan kepala keluarga yang mengungsi, tetapi sekarang seluruh warga di RT tersebut, yaitu 119 jiwa, terpaksa meninggalkan rumah mereka," ucapnya.

Sementara ini warga mengungsi di tiga posko yang didirikan petugas gabungan.

BACA JUGA: Bencana Alam, Ratusan Warga 9 Kecamatan di Cianjur Mengungsi

Sebagian lainnya memilih tinggal bersama keluarga di wilayah terdekat, seperti di Puru, Pringapus, Sumberbening, dan sekitar Desa Ngrandu.

Selain rumah, bencana tanah gerak ini menyebabkan kerusakan akses jalan, robohnya tiang listrik dan retaknya sebuah masjid di wilayah terdampak.

Kapolsek Suruh Iptu Sanusi menyebutkan kondisi ini sangat membahayakan sehingga warga harus segera dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

"Rata-rata rumah warga mengalami keretakan dinding hingga lantai amblas. Situasi ini tidak memungkinkan untuk dihuni," kata Sanusi.

Luas area tanah yang bergerak diperkirakan mencapai tujuh hektare.

Untuk memitigasi dampak, petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri, BAZNAS, serta Tiga Pilar Desa Ngrandu membantu evakuasi warga, termasuk pemindahan barang-barang berharga dan hewan ternak.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyatakan pihaknya sedang merumuskan langkah jangka panjang untuk warga terdampak. Salah satu opsi yang dikaji adalah relokasi ke lahan baru yang lebih aman.

"Saya sudah minta pemerintah desa mencari lahan untuk permukiman kembali warga terdampak. Jika warga memiliki tanah di tempat lain, kami akan bantu pembangunannya. Jika tidak, kami akan siapkan lahan baru," ucapnya.

Skema pendanaan akan melibatkan pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat, serta dukungan swasta melalui donasi yang dikelola BAZNAS.

"Saat ini kebutuhan dasar seperti kasur, selimut, sembako, dan makanan siap saji sudah disalurkan. Bantuan dari provinsi juga akan segera menyusul," katanya.

Mas Ipin, sapaan akrab Bupati, mengimbau masyarakat di wilayah pegunungan untuk menjaga vegetasi hutan dengan menanam pohon-pohon besar yang dapat memperkuat cengkeraman tanah.

Dia juga berencana melakukan reboisasi di lahan gundul untuk mencegah bencana serupa.

"Tanaman kayu produktif yang akarnya kuat bisa menjadi solusi. Kami akan siapkan bibit untuk penghijauan di area rawan," ucapnya.

Petugas juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat intensitas hujan di wilayah Trenggalek masih tinggi. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebagian Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Lebat, BMKG Imbau Warga Waspada


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler