jpnn.com - PADANG - Peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan RI di halaman Kantor Gubernur Sumbar, kemarin (17/8) diwarnai insiden.
Hingga lagu kebangsaan Indonesia Raya selesai dikumandangkan, bendera sang saka merah putih hanya naik setengah tiang, karena tali pengait bendera terlilit.
BACA JUGA: Desak Segera Tuntaskan Aturan Turunan UU Pemerintahan Aceh
Insiden itu akhirnya bisa diatasi berkat bantuan 2 orang senior pasukan pengibar bendera (paskibra) dan 1 anggota TNI yang langsung turun ke lapangan upacara.
Pantauan Padang Ekspres (Grup JPNN), awalnya upacara HUT Kemerdekaan RI berlangsung khidmat hingga anggota paskibraka bergerak dan mengibarkan bendera merah putih.
BACA JUGA: Festival Danau Toba 2014 Dianggarkan Rp 7 Miliar
Setelah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyerahkan bendara, anggota paskibra mulai menjalankan tugasnya diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya diikuti pengiring marching band.
Namun, saat bendera sudah naik setengah tiang, ternyata tali pengait bendera terlilit. Para pengerek bendera terlihat berusaha menarik tali agar bendera bisa naik sampai ke atas. Namun usaha mereka sia-sia.
BACA JUGA: Rugikan Negara Rp 1,8 Miliar, 5 Pejabat Disdik Tersangka
Hingga Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selesai, bendera hanya berkibar setengah tiang. Akhirnya, pengerek bendera mengikat tali bendera tersebut. Kejadian tersebut, sontak membuat peserta yang hadir terperangah.
Setelah minta izin kepada gubernur sebagai inspektur upacara, akhirnya dua orang anggota paskibra senior dan TNI langsung mengambil alih.
Bendera setengah tiang yang telah terpasang itu diturunkan kembali dan dinaikkan kembali tanpa diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pasukan pengerek bendera pada pengibaran bendera merah putih, Azanda Affan As-Syakiri mengatakan, insiden terjadi karena angin yang berhembus secara bolak balik, persis di atas tiang bendera. Hal itu mengakibatkan tali bendera menjadi terlilit. "Itu karena tiupan angin, talinya jadi terlilit. Makanya, terjadi insiden tadi," ujarnya.
Usai proses pengibaran bendera merah putih, seluruh paskibra yang bertugas sontak menangis karena merasa gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagian dari mereka hampir pingsan karena shock.
Untuk menenangkan kondisi mereka, panitia membawa mereka ke Escape Building Kantor Gubernur, dan diberikan bantuan perawatan darurat berupa terapi. Setelah kejadian itu, upacara HUT Kemerdekaan RI dilanjutkan.
Sementara, anggota paskibra yang shock segera diungsikan ke hotel. Bahkan tim medis juga melakukan pendampingan terhadap anggota paskibraka yang shock tersebut. Panitia HUT Kemerdekaan RI terus memberikan semangat pada anggota paskibraka lainnya, supaya tidak terlalu terpuruk.
Insiden tersebut juga membuat para orangtua anggota paskibraka ikut panik. Mereka ingin mengetahui kondisi anak mereka. Akibatnya, panitia juga harus menenangkan orangtua anggota paskibraka yang cemas terhadap anaknya.
Usai upacara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku tidak kecewa dengan paskibraka. "Ini insiden yang bukan kesalahan mereka. Mereka sudah mengerjakan tugasnya dengan baik dan lancar. Ini kesalahan teknis karena tiang bendera tidak disiapkan sebaik-baiknya oleh panitia, sehingga ada tali yang terlilit dan menganggu penarikan bendera," jelasnya.
Namun demikian, menurut Irwan, insiden itu tetap menjadi bahan evaluasi agar ke depannya tidak terulang kembali. "Ke depan kami akan evaluasi sehingga peristiwa ini tidak terjadi lagi," ujarnya.
Wakil Gubernur Muslim Kasim dan Sekprov Sumbar Ali Asmar tampak menghibur dan memberi semangat para paskibraka di Escape Building.
"Insiden ini bisa dimaklumi. Kami harus tetap menyemangati anak-anak kita ini. Ini bukan salah mereka," ucap Muslim Kasim.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar Priyadi Syukur mengatakan, peristiwa itu karena human error dan tak dapat diprediksi sebelumnya. Setelah upacara bendera, pihaknya langsung evaluasi menyeluruh. Baik dari segi pelatih dan pelaksana. Dari evaluasi tersebut, ditarik kesimpulan bahwa seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) telah sesuai aturan.
Hal tersebut menurutnya kejadian luar biasa dan itu tidak dapat diprediksi sebelumnya. Menurutnya, para anggota paskibraka sudah berlatih sejak sebulan lalu. Bahkan sebelum tampil, para peserta juga sudah gladi kotor dan gladi bersih.
"Kami tak menyalahkan anggota paskibraka dengan insiden yang terjadi tersebut. Tak tepat rasanya kita menyalahkan mereka. Apalagi untuk bisa jadi anggota paskibraka tingkat provinsi, seleksinya sangat ketat," ujarnya.
Pasukan pengibaran bendera tingkat provinsi adalah para siswa yang terpilih dari 19 kota dan kabupaten. "Mereka orang-orang pilihan. Siapa menyangka akan terjadi peristiwa seperti ini," tuturnya.
Priyadi mengakui, setelah kejadian itu anggota paskibraka shock berat sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberikan motivasinya.
"Kami bawa mereka ke hotel untuk memulihkan mental mereka. Itulah saya tak habis pikir kenapa ini terjadi. Padahal, saat di Asrama Haji dibuatkan tiang bendera baru untuk mereka latihan. Tapi yang namanya musibah, siapa yang bisa menebaknya,"ÃÂ tuturnya.
Pada upacara peringatan HUT ke-69 RI di Sumbar terdapat sebanyak 54 orang paskibraka sekaligus pendamping yang bertugas, baik untuk upacara detik-detik proklamasi maupun upacara penurunan bendera, sore harinya. Paskibraka merupakan siswa-siswi pilihan dari kabupaten/kota, yang telah diseleksi Dinas Pemuda dan Olahrga, serta dilatih intensif para instruktur sejak 1 Agustus lalu.
Saat penurunan bendera merah putih kemarin (17/8) berlangsung aman dan lancar. Bendera merah putih dapat berkibar di atas tiang dengan sempurna. (ayu/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Video Bugil Pelajar SMK, Tamparan Bagi Dunia Pendidikan
Redaktur : Tim Redaksi