Bendung Impor, Produk SNI Ditambah

Senin, 05 Maret 2012 – 12:03 WIB
SURABAYA - Besarnya penetrasi produk impor di Indonesia, memicu Pemerintah untuk melakukan pengetatan impor, dengan cara menambah jenis produk dalam koridor Standar Nasional Indonesia (SNI). Sebelumnya, SNI hanya diterapkan pada 83 jenis barang. Tahun ini akan ada tambahan 275 barang dalam daftar SNI baru. Jenis produk yang paling banyak masuk dalam aturan SNI diantaranya elektronika dan makanan minuman.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Budi Setiawan mengatakan, saat ini barang impor konsumsi persentasenya memang hanya tujuh persen saja. Jauh lebih kecil dibandingkan barang impor yang diperuntukkan bahan baku industr, yang besarannya mencapai 83 persen dari total impor. Kendati demikian, Budi mengungkapkan kalangan importir harus tetap selektif dalam melakukan perjanjian business to business, apalagi dengan kaitan Indonesia dijadikan pangsa pasar. "Meski tujuh persen masih kecil, nanti bisa saja tumbuh besar. Dalam keadaan itu, Indonesia bisa jadi sasaran empuk," terangnya.
 
Budi mengatakan, pihaknya fokus dalam memberikan pengetatan untuk produk di sektor elektronika dan makanan minuman lewat SNI. Sementara untuk produk-produk yang berhubungan dengan gaya hidup masyarakat (lifestyle), dia menerangkan akan diterapkan secara bertahap. "Dalam hal manufaktur lifetstyle, kita mengakui masih ketinggalan dibandingkan negara-negara seperti Tiongkok. Oleh karena itu, kami akan membuat kawasan industri khusus untuk pengembangan teknologi," tuturnya.
 
Dia menyebut, rencananya kawasan yang dinamai industri generasi ketiga tersebut bakal ditempatkan di wilayah Gresik. Saat ini, dia mengaku pihaknya masih melakukan studi dan penjajakan di beberapa titik, yang sekiranya ditunjang infrastruktur yang baik. Misal mendekati tol dan pelabuhan. "Investor yang kami gandeng untuk industri generasi ketiga ini masih Jepang. Mereka (Jepang) saingan dengan Tiongkok. Kalau produksinya di Jatim, jadi lebih efisien," tuturnya.
 
Sementara itu, Corporate Communications Department Hong Kong Trade Development Joe Kainz mengatakan, Hong Kong saat ini sangat agresif membidik pangsa pasar Indonesia. Indonesia kini ada di urutan ke 21 sebagai negara tujuan ekspor Hong Kong yang masih bisa dikembangkan.

"Kami intensif menyelenggarakan Lifestyle Expo untuk menjembatani perdagangan bilateral antara Hong Kong dan Indonesia. Dengan begitu, Perusahaan Hong Kong bisa mencari pasar baru dan mempertemukan pembeli baru, khususnya dari Indonesia," ujarnya.

Dalam Lifesyle Expo yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada 15-17 Maret 2012 mendatang, Hong Kong juga menggandeng pengusaha Guangdong. Dua wilayah di Tiongkok tersebut dianggap sebagai spesialis manufaktur, serta mengekspor produk-produk konsumsi (consumer goods). (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Naik, Beralih ke Singkong

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler