BACA JUGA: Kalau Dilarang Kok Dijual?
Jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 66,5 persen."Ini survei 2008
BACA JUGA: Mengapung Tanpa Berenang
Situs jejaring sosial itu bisa berupa facebook, twitter, Flicster, blog, maupun situs jejaring sosial yang menampilkan konten pornografi
BACA JUGA: MobiPresinutri, Mobil Cerdas Seputar Nutrisi
Angaknya dibawah 17 persenHal ini berpotensi terjadinya tindak kejahatan lewat dunia maya, antara lain pornografi, penipuan, penculikan, perjudian dan lainnya.Pengurus Dewan Pers ini juga mengatakan, internet memang tidak mungkin dibendungIbarat tikus dalam rumah, memberantas tikusnya, tidak mungkin rumahnya yang dibakarTapi harus ada upaya mengatasi dampak negatif internet, khususnya dari konten pornografi yang bisa merusak moral remajaCaranya, mengkampanyekan internet sehat, penegakan hukum, sensor dan memperberat hukuman pagi yang menyalahgunakan internet, dan upaya lainnya.
Lalu upaya konkrit seperti apa yang harus dilakukan orangtua dan guru seta pihak penyedia jasa internet untuk mengatasi masalah ini? Alumni teknik kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Andy Zaky punya tips aman internetan untuk keluarga.
Bagi remaja yang suka membuka jejaring sosial, seperti facebook, jangan suka narsis dengan menampilkan alamat lengkap, nomor hape, alamat rumah, nama orangtua, alamat email, dan informasi detil lainnya
"Kalau lengkap begini, bisa disalahgunakan orangJadi sebaiknya, jangan lengkap-lengkap amatlah info di FB," ujarnya.
Begitupun untuk foto dan videoSebaiknya jangan menyimpan foto yang berpotensi disalahgunakan orang lainApalagi kalau foto itu foto pribai barbau pornografi
Kadang-kadang, kata Zaky, remaja sekarang tidak berfikir ke sanaBahkan cenderung narsis (memuji diri sendiri) dengan memotret atau merekam diri sendiri, lalu meng-upload foto pribadi atau videonya itu ke situs jejaring sosialBahkan ada juga yang berani menapilkan foto dan video pribadi mereka berbau pornografi
"Kurangilah mengirim foto atau video ke situs jejaring sosial, apalgi sifatnya pribadiSekali meng-upload, meski baru sedetik, bisa jadi sudah didownload oleh jutaan pengguna internetSewaktu-waktu mereka bisa sebarkan kepada siapapunJadi hati-hati," pintanya.
"Sayangilah diri sendiri, orangtua, guru dan orang-orang terdekat di dunia maya, seperti menyayangi mereka di dunia nyata," pintanya, lagi.
Zaky juga mengingatkan, saat ini, teknologi internet berkembang cepat yang memungkinkan orang berkomunikasi langsung lewat chattingPengguna internet juga harus hati-hati, karena di dunia maya, orang bisa menjadi siapapunOrang tua bisa mengaku muda dengan profil foto saat muda untuk menjerat wanita-wanita muda
Begitupun saat chatting yang dilengkapi dengan video camera"Sebaiknya gunakan pakaian yang sopan, karena bisa jadi lawan chatting kita merekam gambar kita lalu menyebarkan ke situs jejaring sosial," kata Zaky.
Khusus untuk mengantisipasi yang tidak dikehendaki, sebaiknya, internet yang ada di sekolah, rumah dan warnet dilengkapi dengan anti malware, bisa berupa anti virus, anti spyware, anti spam, anti adwere dan lainnya di komputer
"Hati-hati juga mengekspresikan pendapat di jejaring sosial, karena bisa bebuntut pada tuntutan hukum seperti kasus siswa di Tanjungpinang, kasus Prita dan kasus lainnya," katanya
Zaki juga mengatakan, saat ini pengguna internet mencapai 1,7 miliar orangDi Indonesia mencapai 30 juta orang atau 12,5 persen dari populasi penduduk dengan pengguna terbanyak yakni para remaja umur 15-19 tahun sebesar 64 persen.
Pengguna facebook sendiri, kata dia, mencapai 19 juta orangPengguna internet di Indonesia sendiri umumnya menggunakan layanan email, instant messaging, sosial networkingsitus berita online dan blok serta game online presentase penggunanya lebih sedikit yakni 30-an persen dari jumlah pengguna yang ada.
Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Depkominfo Ashwin Sasongko tidak menapikan para remaja ini ikut mengakses situs-situs berbau pornografiIa juga mengakui kalau konten porno di internet sulit diatasi terutama situs-situs dari luar negeri.
"Yang buat situs-situs seperti Youtube dan lainnya adalah orang AmerikaKita tak bisa menutup situs-situs itu karena hukum dinegara mereka mengizinkannya," ujar Ashwin disela-sela sosialisasi tersebut.
Untuk mencegah situs-situs porno tersebut dari komputer atau server masyarakat termasuk komputer di rumah, pengguna sebaiknya menggunakan aplikasi memblokir situs pornografi dengan Namala milik Depkominfo.
"Koneksikan server komputer anda ke Namala untuk memblok pornografi," katanya.
Namun begitu, yang paling penting adalah membangun kesadaran masyarakat, khususnya kalangan pelajar untuk tidak mengkases situs berbau pornorafi dan tidak menjadikan internet untuk melakukan tindakan kriminalitas
"UU apapun tidak akan bisa membendung konten pornografiKesedaran dan kedewasaan dalam menggunakan internet itulah yang pentingItulah sebabnya kamimelakukan sosialisasi internet aman buat keluarga ini," kata Djoko Agung Harijadi, Sekretaris Ditjen Aplikasi Telematika Kominfo.
Sosialisasi ini dihadiri oleh Ketua SPS Kepri Marganas Nainggolan, orangtua, guru, kepolisian dan berbagai instansi dan organisasi lainnya. (spt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Dekat dengan Feng Shui Anggrek
Redaktur : Tim Redaksi