Bengawan Solo Mudah Meluap, Megawati: Bilang ke Gibran, Jangan Sampai Tenggelam

Selasa, 28 September 2021 – 22:54 WIB
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Prof. Dr (HC) Megawati Soekarnoputri saat memberi pengarahan pada para kepala daerah dari partainya. Foto: dok PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Prof. Dr (HC) Megawati Soekarnoputri meminta para kepala daerah dari partainya untuk memerhatikan sungai di wilayah masing-masing di tengah banyaknya bencana banjir di berbagai kota besar seluruh dunia.

Menurut Megawati, salah satu ancaman bencana yang kerap terjadi belakangan ini adalah meningkatnya permukaan air laut akibat pemanasan global.

BACA JUGA: Bu Mega tak Mau Indonesia Ribut-ribut Setelah Diterjang Bencana Alam

Akibatnya, sungai-sungai meluap, alirannya ke laut terhalang.

"Saya minta para bupati dan kepala daerah dari PDI Perjuangan harus selalu melihat hal ini. Belajarlah ke BMKG untuk mengetahui situasi dan kondisi cuaca hari ini dan prediksi ke depan. Bayangkan kalau tiba-tiba sungai meluap. Yang terjadi karena air laut meninggi sehingga air sungai meluap tak bisa mengalir ke laut," kata Megawati.

BACA JUGA: Dapat Laporan Guru Melanggar Prokes, Gibran Langsung Lakukan Ini

Megawati sempat menyinggung sejumlah kepala daerah PDIP yang hadir di situ. Misalnya Bupati Purbalingga dan Wakil Bupati Kebumen Ristiawati, yang hadir.

Dia meminta Ristawati bertanya kepada BMKG mengenai potensi meluap sungai yang mengalir di wilayahnya. Lalu disiapkan jalur evakuasi dan jalur bantuan.

BACA JUGA: Pidato Bu Mega di Depan Presiden Jokowi: Kalau Bapak Belum Lupa

"Pikirkan juga bagaimana jalur bantuan masuk ketika terjadi bencana. Jangan sampai jalur tertutup ketika terjadi bencana. Sehingga bantuan makanan dan lainnya bisa masuk," kata Megawati.

Begitupun kepada Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo yang hadir disitu. Bagi Megawati, walau tak berada di tepi laut, tetapi wilayah Solo dialir Sungai Bengawan Solo.

"Di Surakarta, itu ada Bengawan Solo. Ayo mulai ditata. Bilang ke Pak Wali Kota (Gibran, red), jangan sampai tenggelam. Semua harus disiapkan," kata Megawati.

Hal itu disampaikannya saat membuka gelaran Pelatihan Dasar Manajemen Bencana dan Pengendalian Operasi Pencarian dan Pertolongan Bagi Pengurus Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD dan DPC di seluruh Indonesia.

Pelatihan itu dilaksanakan secara virtual atas kerja sama partai berlambang kepala banteng itu dengan Pusdiklat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP/Basarnas).

Megawati hadir secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, bersama Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Selasa (28/9/2021).

Ada juga Kepala BNPP/Basarnas Marsdya (TNI) Henri Alfiandi, Kepala BNPB Letjen (TNI) Ganip Warsito, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Hadir di pelatihan itu, sejumlah pengurus DPP PDIP seperti Eriko Sotarduga dan Ribka Tjiptaning yang juga Kepala Baguna DPP PDIP, Wasekjen Arif Wibowo dan Sadarestuwati.

Lebih lanjut, Presiden RI Kelima itu menilai BMKG memang belum sempurna. Namun, badan itu sudah bekerja keras berupaya semaksimal mungkin memberikan informasi akurat mengenai potensi bencana.

"Nah para pimpinan daerah harus bergerak jika ada tanda-tanda akan terjadi bencana. Jangan menunggu. Warga juga harus memerhatikan. Kalau air laut naik, sudah dikatakan jangan melaut, ya harus menurut. Jangan menantang laut jika memang misalnya kapal kita tidak mampu," tegas Megawati.

"Para kepala daerah, bergeraklah membuat peta jalan ketika bencana terjadi. Kalau terjadi bencana, kemana jalur evakuasinya. Ini contoh persiapan kita dan bisa dikoordinasikan. Sehingga meminimalkan korban. Saya ingatkan rakyat itu harus diorganisir itu menjadi tugas kalian semua," tambahnya.

Megawati meminta masyarakat bisa meniru warga Jepang yang sangat siap dalam menghadapi bencana alam kapanpun.

"Saya tak mau sekadar pelatihan-pelatihan saja tetapi harus ada tindak lanjut praktisnya. Tolong dijalankan. Kita harus meniru orang Jepang yang sudah well organized dalam menghadapi bencana. Alangkah senangnya bila kita bisa zero victim artinya tak ada orang jadi korban. Doanya selalu begitulah," tegas Megawati.

Secara khusus, Megawati meminta kepada BNPB dan BNPP/Basarnas semakin menyosialisasikan panduan bencana kepada warga. Jangan lagi terjadi warga yang kebingungan ketika bencana terjadi.

Megawati juga meminta agar warga negara yang mampu dan bersedia menjadi pengamat, untuk dilibatkan. Diberinya contoh di NTT, yang mana ada warga yang bekerja sukarela mengamati ketinggian ombak.

"Saya usul agar rakyat dikerahkan untuk menjadi pengamat ombak dan tanda-tanda alam ini. Di NTT ada contoh yang begini dan ternyata banyak membantu orang lain. Yang seperti ini harus kita kerjakan, membudayakan kepada masyarakat bahwa kemauan untuk membudayakan tanggap darurat, reaksi cepat, dan tepat sasaran," pungkas Megawati. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler