Benny Susetyo Ajak Anak Muda Terapkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Kamis, 21 Desember 2023 – 19:22 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo mengajak anak muda tidak pernah melupakan sejarah, seperti kata Bung Karno. Foto: dok BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo mengajak anak muda tidak pernah melupakan sejarah, seperti kata Bung Karno.

Hal itu disampaikan Benny saat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengadakan kuliah umum dengan tema "Pancasila Dalam Dinamika Politik Nasional dan Global Sejarah Kelahiran dan Tantangan Masa Kini" secara daring pada hari Rabu (20/12).

BACA JUGA: BPIP Dorong Sekolah hingga Perguruan Tinggi Segera Ajarkan BTU Pendidikan Pancasila

"Jika kita ingin mengetahui apa Pancasila, kita harus mengerti bahwa Pancasila adalah berasal dari tradisi dan kearifan lokal yang dijumpai di agama-agama dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Pancasila berasal dari masyarakat Indonesia sendiri, bukan adopsi dari pihak lainnya," tuturnya.

Benny menjelaskan pergerakan nasional dimulai dari dibentuknya Boedi Oetomo, lalu berlanjut ke Sumpah Pemuda, dan sampai pada Sidang PPKI pada 18 Agustus 2023.

BACA JUGA: Kunjungi Lebak, Kepala BPIP Teken MoU dan Resmikan Perpustakaan Pancasila

Boedi Oetomo muncul karena kesadaran untuk berbangsa Indonesia timbul, Sumpah Pemuda melegitimasi persatuan bangsa, pada sidang BPUPK yang pertama, di mana saat itu Jepang mulai terdesak dalam Perang Pasifik sehingga bayang-bayang bahwa kekuatan Belanda akan kembali untuk menguasai Indonesia terbayang.

"Saat itulah Soekarno menyatakan lima pilar bangsa, yang sekarang kita ketahui sebagai Pancasila. Itu semua satu rangkaian," ungkap Benny.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP tersebut menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar berbangsa dan bernegara.

"Dasar kita, ya Pancasila, juga dasar hukum kita Pancasila. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila juga harus menjadi living dan working ideology. Itu yang harus disadari oleh semua pihak," tegasnya.

Menurut Benny, situasi yang dihadapi anak muda Indonesia akibat globalisasi perlu mendapat perhatian. Pasalnya, globalisasi membawa paham-paham transnasional yang informasinya mudah dijangkau oleh anak muda.

Dia menjelaskan globalisasi itu menghilangkan batas-batas. Teknologi memudahkan informasi mengalir.

"Nah, di sinilah yang harus menjadi perhatian: paham-paham transnasional, gaya hidup hedonisme, serta budaya-budaya dari negara luar, jika tanpa filter, masuk, akan menjadi panutan anak-anak muda kita, sehingga mereka kehilangan identitas bangsa Indonesia, mereka kehilangan kemampuan untuk mengerti dan menghargai nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia sendiri," ungkap Benny.

Benny mengaku tidak antiterhadap globalisasi dan budaya serta paham yang dibawa.

Dia menyatakan budaya-budaya yang masuk itu baik untuk menambah pengetahuan, tetapi jika tanpa filter, budaya tersebut bisa menghilangkan jati diri bangsa Indonesia.

"K-pop, contohnya. Itu bukan hanya membawa musik, tetapi juga gaya hidup, cara berpakaian, cara berinteraksi, budaya Korea, itu masuk dan diadopsi secara masif. Pengetahuannya memang baik, kultur mereka soal kerja keras dan disiplin juga. Tetapi, tanpa adanya filter yaitu pengertian dan penghargaan terhadap budaya Indonesia sendiri, budaya-budaya seperti ini masuk dan mengubah tanpa adanya pengaman, dimulai dari anak-anak muda," ucapnya.

Pancasila Sebagai Filter

Budayawan itu pun menyatakan bahwa filter yang dimaksud adalah Pancasila.

"Sekali lagi saya katakan, Pancasila asalnya dari budaya, nilai yang ada dalam hidup masyarakat Indonesia, jauh sebelum Soekarno memaparkannya pada sidang pertama BPUPK. Nilai-nilai Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan, itu semua memang ada dalam Indonesia sendiri," tuturnya.

Oleh karena itu, Benny mengajak agar anak-anak muda menjadi pelaku Pancasila sehari-hari.

Dia menegaskan Pancasila harus diwujudkan, menjadi ideologi dalam hidup dan bekerja. Setiap kegiatan kita sebagai masyarakat Indonesia harus memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Itulah filter kita. Anak-anak muda harus ikut globalisasi, tetapi akar anak muda kuat pada nilai dan budaya Indonesia," ucap Benny.

Dia menyebutkan anak-anak muda harus dulu bangga dengan menjadi orang Indonesia. Bangga dengan budayanya, bangga dengan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakatnya, bangga terhadap barang dan produk buatan Indonesia.

"Saya mengharapkan, kebanggaan itu disebarkan lewat media sosial, agar anak-anak muda di tempat lainnya juga merasakan kebanggaan dan ikut turut serta," ajaknya.

Berbicara soal pemilu yang akan datang, pakar komunikasi politik ini juga menyerukan agar anak muda memilih bukan berdasarkan gimik semata, tetapi setelah proses pemikiran yang kritis.

Menurut Benny, setiap calon pasti menawarkan sesuatu. Telitilah semuanya itu, teliti dan timbang apa pro dan kontra dari janji-janji kampanye politisi.(jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pancasila   Budaya   BPIP   Anak muda  

Terpopuler