BACA JUGA: Radius Aman 50 Km, Listrik Hilang se-Pulau Jawa
Sedikitnya enam orang tewas dalam bentrok dengan aparat itu.Kubu prodemokrasi sengaja mengabaikan larangan unjuk rasa yang diberlakukan militer Bahrain setelah Raja Hamad mendeklarasikan status negara darurat Selasa lalu (15/3)
BACA JUGA: Clinton Kunjungi Pusat Revolusi
Ratusan polisi antihuru-hara yang dibekingi tank dan helikopter pun langsung beraksiBukannya bubar, massa yang sebagian besar pemuda Syiah itu malah memberontak
BACA JUGA: Menlu Pastikan Tidak Ada WNI Terkena Radiasi
Mereka menghindari semprotan gas air mata dan membalas serangan aparat yang berusaha menghalau demonstran dengan tameng dan pentunganBentrok pun tak terhindarkanTiga demonstran tewas di tangan aparat dan tiga polisi tewas akibat serangan balasan kubu prodemokrasi."Hari ini (kemarin) ada tiga martir demokrasi yang tewas di tangan aparat," kata Khalil Marzouk, wakil kepala Partai Al-Wefaq sekaligus anggota parlemen Bahrain, dalam wawancara dengan Agence France-PresseSuasana ibu kota pun, lanjut dia, sangat mencekamHampir semua rumah sakit tutup dan permukiman warga Syiah dikepung aparat.
Sejumlah saksi mata mengaku melihat dua demonstran tewas di Pearl Square setelah lapangan di pusat Kota Manama itu diserbu aparatSeorang lainnya yang ditembak di bagian punggung tewas di Rumah Sakit Ibn Nafees"Pengunjuk rasa ketiga tewas karena luka tembak parah yang dia derita," kata seorang pejabat rumah sakit yang merahasiakan identitasnya.
Bersamaan dengan itu, televisi pemerintah Bahrain melaporkan bahwa dua polisi tewas akibat terlindas kendaraan aktivis prodemokrasiMenurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), seorang polisi yang lain juga tewas dalam bentrok dengan massa anti pemerintahTapi, Kemendagri tidak menjelaskan penyebab kematian polisi yang menjadi korban ketiga dari kubu pemerintah tersebut.
Beberapa jam setelah bentrok, aparat kepolisian masih berkeliaran di ManamaMereka mencegah massa prodemokrasi yang sudah meninggalkan Pearl Square kembali ke lapangan tersebutKendaraan lapis baja milik militer Bahrain pun terus mengitari tanah lapang yang menjadi pusat aktivitas demonstran itu untuk mencegah unjuk rasa lanjutan.
Dari udara sejumlah helikopter tempur juga disiagakanHelikopter-helikopter itu terbang memutari Pearl SquareTidak jelas, apakah militer dari negara-negara tetangga Bahrain yang tiba Selasa lalu juga terlibat dalam operasi menangkal unjuk rasa tersebutSelain pasukan dari Arab Saudi, Raja Hamad mendapatkan pasokan militer dari Uni Emirat Arab (UEA).
Selain beroperasi di sekitar Pearl Square, polisi dan militer Bahrain beraksi di beberapa desa yang menjadi permukiman warga SyiahMereka menyisir desa-desa tersebut dan memburu aktivis Syiah yang terlibat dalam unjuk rasa di Pearl SquareAwak media pun dilarang mendekati lapangan tersebutSelama tiga bulan status darurat, jam malam berlaku mulai pukul 16.00 sampai 04.00 waktu setempat(hep/c2/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 48 WNI Dievakuasi dari Daerah Rawan Radiasi
Redaktur : Tim Redaksi