Bentrok di Rudenim, Delapan Imigran Tewas

Menkumham Diminta Evaluasi Pola Penanganan Pengungsi

Jumat, 05 April 2013 – 17:07 WIB
JAKARTA - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat, menyayangkan tewasnya delapan warga Myanmar di Rumah Tahanan Detensi Imigrasi Belawan, Medan Sumatera Utara, saat bentrok sesama kelompok imigran dari negara itu, Kamis (4/4) malam.

"Kejadian baku bunuh seperti ini seharusnya bisa dihindari, apalagi lokasinya dalam kawasan Rudenim," sesal Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Alhabsy, Jumat (5/4).

Aboebakar meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, segera mengevaluasi pola penanganan pengungsi. "Harus di review ulang tata kelola Rudenim yang ada," tegasnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera, itu  menambakan, seharusnya Keputusan Kemenkumham nomor : m.01.pr.07.04 tahun 2004 telah cukup mengatur mengenai tata kelola Rudenim.

Menurutnya, berdasarkan Keputusan Menteri itu, seharusnya ketertiban dan keamanan dalam ruman detensi bisa dijaga.

Karena dalam aturan tersebut petugas diberikan kewenangan untuk melakukan pengisolasian dan pemindahan terdetensi antar Rudenim serta pengeluaran, sehingga seharusnya tak sampai menelan korban jiwa.

"Saya minta Kemenkumham segera melakukan investigasi atas kasus rudenim Medan ini, jangan sampai kejadian ini terulang di daerah yang lain," katanya.

Hasil evaluasinya, kata Aboebakar,  bisa dipergunakan untuk memperbaiki tata kelola pada 13 Rudenim yang ada di Indonesia.

Seperti diberitakan, bentrokan antara antara Muslim Rohingya dan pengungsi asal Myanmar lainnya yang ditahan dalam kasus illegal fishing terjadi mulai Kamis (4/4) malam hingga Jumat (5/4) dinihari. Akibat bentrok ini, delapan orang dinyatakan tewas. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Mengapung Dengan Kondisi Mengenaskan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler