Bentrok Saling Bacok di Namo Ukur

Kamis, 08 Maret 2012 – 14:22 WIB

BINJAI-Desa Namo Ukur, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, kembali bergejolak. Pasalnya, dua kubu warga terlibat saling serang menggunakan batu, tombak, klewang dan sejumlah senjata lainnya. Kejadian itu tepat di jembatan penghubung Namo Ukur Utara dengan Namo Ukur Selatan, Rabu (7/3) sekitar pukul 08.00 WIB.

Dua kubu warga yang terlibat saring serang itu yakni, kubu Linta, dari Desa Namo Ukur Selatan, dan kubu Zul Beton, dari Desa Namo Ukur Utara. Dalam aksi saling serang tersebut, sedikitnya tiga orang warga dari kubu Zul Beton, menjadi korban luka akibat terkena lemparan batu dan bacok.

Keterangan yang berhasil dihimpun Sumut Pos (Group JPNN) di lokasi kejadian menyebutkan, saling serang dua kubu warga ini dipicu setelah anggota Linta yang diketahui bernama Parman, melempar tiga orang anggota Zul Beton, saat melintas dari Namo Ukur Selatan hendak menyebrang ke Namo Ukur Utara.

Karena terkena lemparan batu, tiga anggota Zul Beton yang mengendarai satu unit sepeda motor itu akhirnya terjatuh. Setelah terjatuh, anggota Linta langaung mengejar ketiganya. Sehingga, satu dari tiga anggonta Zul Beton terkena bacokan di bagian tangan kirinya. Namun beruntung, ketiganya masih dapat menyelamatkan diri.

Ketiga anggota Zul Beton yang menjadi korban itu yakni, Maksa Purba, mengalami luka ringan karena terjatuh, Wanda Purba, menderita luka bacok dibagian tangan sebelah kiri, dan Reksa Purba, mengalami luka dibagian pelipis sebelah kiri karena terkena lemparan batu.

Untuk selanjutnya, ketiga korban inipun langsung menjumpai Zul Beton, guna melaporkan apa yang telah mereka alami. Mendengar kabar dari tiga anggotanya itu, Zul Beton berang dan mempersiapkan puluhan anggotanya untuk menyerang kembali anggota Linta yang telah menyerang tiga orang anggotanya tersebut. Sementara, tiga orang anggotanya yang sudah luka, dilarikan ke Klinik terdekat.

Dengan bersenjatakan berbagai macam senjata tajam (sajam), Zul Beton dan puluhan anggotanya bergerak ke Namo Ukur Selatan, guna mencari anggota Linta yang telah melukai tiga orang angggotanya. Namun, kedatangan Zul Beton beserta puluhan anggotanya itu, ternyata terlebih dahulu sampai ke telinga Linta. Tak mau mati koncol, Linta juga mempersiapkan puluhan anggotanya yang dibekali berbagai macam senjata tajam.

Karena kedua kubu sudah saling bersiap dengan berbagai senjata tajam dan batu, akhirnya kedua kubu ini bertemu di atas jembatan, yang menghubungkan Namo Ukur Utara dan Namo Ukur Selatan. Dalam bentrok tersebut, saling lempar batu dari kedua kubupun tak dapat terhindarkan.

Karena anggota Zul Beton kalah banyak dengan jumlah anggota Linta, akhirnya Zul Beton bersama anggotanya memilih untuk mundur. Tak berapa lama, petugas Polsek Sei Bingai turun ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP), guna mengantisipasi lebih banyaknya korban luka-luka. Bahkan, akibat banyaknya masa yang membawa senjata tajam, membuat Polsek Sei Bingai meminta bantuan ke Polres Binjai, dan akhirnya petugas Polres Binjai turun ke lokasi. Bukan itu saja, pasukan Detasmen A Bromob Binjai, juga ikut ditrunkan.

Sementara itu, menurut keterangan Linta, saat ditemui di sebuah warung menyebutkan, bentrok fisik dua kubu warga ini sudah kerap terjadi. "Bentrok ini sudah berulang kali terjadi. Kami sebenarnya sudah menahan diri, tapi mereka yang terlebih dahulu mengganggu kami," kata Linta di dampingi sejumlah anggotanya yang dilingkapi dengan berbagai jenis senjata tajam.

Lebih jauh dijelaskannya, saling serang pihaknya dengan Zul Beton, berawal hanya karena persoalan pribadi. Dimana sebelumnya, pihak Zul Beton tak lain adalah anggotanya sendiri. "Dulu kami satu bendera. Karena ada persoalan pribadi, akhirnya Zul Beton memisahkan diri. Setelah terpecah, saya beserta keluarga terus diganggu oleh pihaknya. Bahkan, rumah orang tua saya yang berada di daerahnya (Namo Ukur Utara-red), tanpa sebab langsung dilempari menggunakan batu," ungkap Linta.

Karena rumah orang tuanya berulang kali dilempari oleh mantan anggotanya itu, membuat Linta berang. Namun, ia mencoba untuk menahan diri. "Karena tak mau ribut, saya membawa orang tua saya ke Polsek Sei Bingai, untuk membuat laporan atas apa yang telah dilakukan pihak Zul Beton terhadap rumah orang tua saya," terangnya.

Hanya saja, sambungnya, laporan orang tuanya itu tidak diterima oleh pihak Polsek Sei Bingai, dengan alasan tidak cukup fakta. "Masak laporan dari masyarakat tidak diterima. Padahal sudah jelas rumah orang tua saya dilempari oleh anggota Zul Beton," ujar Linta berang.

Hingga kini, belum diketahui motif awal pecahnya Linta dan Zul Beton, dan juga mutif pelemparan yang dilakukan anggota Linta terhadap tiga orang anggota Zul Beton. Namun belakangan diketahui, pecahnya Linta dengan Zul Beton, karena lahan pantai yang pembagian uangnya tidak merata.

Meluapnya emosi puluhan anggota Linta terhadap Zul Beton, karena sampai saat ini pihak Polres Binjai dinilai memihak dalam menangani setiap persoalan yang timbul di daerah Namo Ukur tersebut. Sebab, sampai saat ini Zul Beton yang seharusnya sudah diamankan masih tetap bebas menghirup udara segar.

Menurut Linta, sebelumnya Zol Beton pernah memukul Lari Sembiring dan merusak sepeda motor. Sehingga, perbuatan ini dilaporkan ke pihak berwajib. "Kasus ini sudah ditangani polisi. Bahkan, Polres Binjai sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Zul Beton. Namun, sampai saat ini Zul Beton kok belum diamankan," tegas Linta.

Menyikapi hal ini, Linta meminta agar Polres Binjai jangan memihak dalam menangani kasus pemukulan dan pengerusakan sepeda motor tersebut. "Kenapa sampai sekarang Zul Beton tak ditangkap" Padahal, surat penangkapannya sudah resmi turun dari Polres Binjai. Karena tak kunjung ditangkap, akhirnya seperti ini terus situasi di Namo Ukur ini," kata Linta.

Kapolres Binjai, AKBP Musa Tampubolon, yang saat itu berada di lokasi kejadian, kepada Sumut Pos mengakui, kalau penangkapan terhadap Zol Beton, kapan saja dapat dilakukan. Namun, yang perlu dipikirkan, dampak dari penangkapannya itu.

"Kita tidak ada memihak kemanapun. Untuk apa saya memihak, apalagi saya bukan orang sini. Yang jelas, semua ini akan kita selesaikan secara teknis. Kita mau, kedua kubu diamankan, karena kubu Zul Beton juga menjadi korban daam kejadian ini. Makanya, akan kita selesaikan dengan cara teknis," kata AKBP
Musa Tampubolon, seraya menambahkan, sebelumnya kedua kubu sudah ada perdamaian yang dilakukan di Polres Binjai.

Pantawan wartawan Sumut Pos di lokasi kejadian, situasi sempat semakin memanas saat Payo Sitepu, seorang pimpinan salah satu OKP datang ke lokasi kejadian. Kedatangan Payo, untuk meminta kepada pihak kepolisian agar segera menangkap Zul Beton dihadapan para anggotanya serta anggota Linta. Hanya saja, permintaan itu tidak dapat diberikan oleh petugas.

Karena permintaan itu tak ditanggapi, akhirnya terjadi perudniangan Payo dengam Kapolres Binjai. Perundingan yang dilakukan, agar penangkapan Zul Beton dilakukan oleh petugas, dan Payo dapat menyerahkan anggota Linta yang telah melukai tiga orang anggota Zul Beton.

Setelah perundiangan itu selesai, sekitar pukul 17.15 WIB, Zul Beton akhirnya dapat diamankan setelah dibujuk oleh sejumlah petugas, baik Koramil, Camat, Kades, serta petugas di jajaran Polres Binjai lainnya. Karena Zul Beton sudah diamankan, akhirnya puluhan anggota Payo dan Linta yang berkumpul di atas jembatan membubarkan diri. (dan).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendemo Sandera Mobil Pemerintah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler