MAKASSAR -- Bentrokan antara dua fakultas berbeda, Teknik dan Fisipol di Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa, 26 Februari, sekira pukul 13.15 Wita, kembali pecah. Belum diketahui penyebab pasti bentrokan antarfakultas tersebut.
"Kemungkinan ada upaya provokasi yang dilakukan oknum tertentu untuk memancing keributan di kampus itu," kata Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin. Kemungkinan itu, kata Amiruddin, menguat dikarenakan setelah pihaknya melakukan klarifikasi di dua fakultas yang bertikai.
Menurut Amiruddin, informasi awal yang diterima pemicu bentrokan di dua fakultas itu dikarenakan adanya salah satu mahasiswa yang dipukul. Namun, saat dilakukan pengecekan tidak satupun mahasiswa dan pihak pengamanan yang mengetahui adanya pemukulan di fakultas atau yang merasa rekannya dipukul.
"Klarifikasi yang dilakukan semuanya nihil. Kami minta agar kalangan mahasiswa tidak terpancing dengan isu-isu yang beredar," jelasnya. Salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik, yang dihubungi melalui ponselnya juga tidak mengetahui kejadian tersebut.
"Tiba-tiba saja ada penyerangan. Kalau disebut ada maba Teknik yang dipukul saya rasa tidak mungkin. Karena semua maba berada di Gowa (Kampus Teknik Gowa). Coba tanya ke angkatan 2009," paparnya. Bentrokan di dalam kampus itu terjadi sekira pukul 13.15 Wita.
Kedua fakultas merasa salah seorang mahasiswa dari pihaknya telah dipukul. Bentrokan baru mereda setelah Wakil Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam, tiba di lokasi dan meminta agar seluruh pihak (kalangan mahasiswa) menahan diri.
Pembantu Rektor III Unhas Nasaruddin Salam mengatakan, bentrokan yang terjadi diduga sarat provokasi. Dimana ada oknum-oknum tertentu yang menyebar isu telah terjadi pemukulan terhadap salah seorang mahasiswa dari fakultas yang berbeda.
Isu pemukulan itu, kata dia, sudah tersebar sejak malam hari. Isu itu beredar dari mulut ke mulut. "Pasca bentrokan saya kumpulkan PD 3, ketua lembaga, dan lainnya di ruangan untuk membicarakan hal ini. Dan mereka sudah paham jika itu hanya isu saja," paparnya.
Dikatakannya, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, pihaknya meminta agar seluruh mahasiswa untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak benar. Isu-isu seperti itu seharusnya dikroscek lebih dulu untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Seharusnyanya, tambah dia, mahasiswa bukannya melakukan tawuran dengan adanya isu itu. "Kami punya aturan. Siapa saja yang ada di lokasi dan memperlihatkan aktivitas terlibat (tawuran) akan diproses untuk mendapatkan sanksi berat. Dengan aturan ini, kami harap mahasiswa tidak akan terprovokasi. Jadi, permasalahan tadi, hanya kesalahpahaman saja yang disebabkan isu yang beredar," tutupnya. (abg/sil)
"Kemungkinan ada upaya provokasi yang dilakukan oknum tertentu untuk memancing keributan di kampus itu," kata Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin. Kemungkinan itu, kata Amiruddin, menguat dikarenakan setelah pihaknya melakukan klarifikasi di dua fakultas yang bertikai.
Menurut Amiruddin, informasi awal yang diterima pemicu bentrokan di dua fakultas itu dikarenakan adanya salah satu mahasiswa yang dipukul. Namun, saat dilakukan pengecekan tidak satupun mahasiswa dan pihak pengamanan yang mengetahui adanya pemukulan di fakultas atau yang merasa rekannya dipukul.
"Klarifikasi yang dilakukan semuanya nihil. Kami minta agar kalangan mahasiswa tidak terpancing dengan isu-isu yang beredar," jelasnya. Salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik, yang dihubungi melalui ponselnya juga tidak mengetahui kejadian tersebut.
"Tiba-tiba saja ada penyerangan. Kalau disebut ada maba Teknik yang dipukul saya rasa tidak mungkin. Karena semua maba berada di Gowa (Kampus Teknik Gowa). Coba tanya ke angkatan 2009," paparnya. Bentrokan di dalam kampus itu terjadi sekira pukul 13.15 Wita.
Kedua fakultas merasa salah seorang mahasiswa dari pihaknya telah dipukul. Bentrokan baru mereda setelah Wakil Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam, tiba di lokasi dan meminta agar seluruh pihak (kalangan mahasiswa) menahan diri.
Pembantu Rektor III Unhas Nasaruddin Salam mengatakan, bentrokan yang terjadi diduga sarat provokasi. Dimana ada oknum-oknum tertentu yang menyebar isu telah terjadi pemukulan terhadap salah seorang mahasiswa dari fakultas yang berbeda.
Isu pemukulan itu, kata dia, sudah tersebar sejak malam hari. Isu itu beredar dari mulut ke mulut. "Pasca bentrokan saya kumpulkan PD 3, ketua lembaga, dan lainnya di ruangan untuk membicarakan hal ini. Dan mereka sudah paham jika itu hanya isu saja," paparnya.
Dikatakannya, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, pihaknya meminta agar seluruh mahasiswa untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak benar. Isu-isu seperti itu seharusnya dikroscek lebih dulu untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Seharusnyanya, tambah dia, mahasiswa bukannya melakukan tawuran dengan adanya isu itu. "Kami punya aturan. Siapa saja yang ada di lokasi dan memperlihatkan aktivitas terlibat (tawuran) akan diproses untuk mendapatkan sanksi berat. Dengan aturan ini, kami harap mahasiswa tidak akan terprovokasi. Jadi, permasalahan tadi, hanya kesalahpahaman saja yang disebabkan isu yang beredar," tutupnya. (abg/sil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Butuh Makanan, Korban Banjir Usir Mobil PDAM
Redaktur : Tim Redaksi