Berabe Nih, Gubernur di Jepang Tolak Alokasikan RS untuk Atlet Olimpiade

Jumat, 14 Mei 2021 – 03:24 WIB
Ilustrasi: Petugas medis mengenakan APD dalam uji coba pelaksanaan pertandingan atletik untuk Olimpiade Tokyo di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Minggu (9/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/foc.

jpnn.com, JEPANG - Gubernur Prefektur Chiba mengatakan tidak memiliki rencana untuk mengalokasikan tempat tidur di rumah sakit untuk atlet Olimpiade yang terinfeksi virus corona.

Hal tersebut menambah daftar mereka yang menolak menyediakan perawatan preferensial untuk Olimpiade Tokyo.

BACA JUGA: Tetap Yakin Olimpiade Tokyo Bakal Bersejarah Meski Pelaksanaannya Ditentang

Gubernur Chiba, Toshihito Kumagi, dikutip dari Kyodo, telah meminta panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade tidak menguras sumber daya medis di prefekturnya di tengah lonjakan kasus COVID-19.

Kumagi mengatakan, tidak mempertimbangkan untuk mengizinkan tempat tidur yang berharga bagi pasien COVID-19 di prefektur tersebut, untuk ditempati oleh atlet Olimpiade atau mereka yang bekerja untuk Olimpiade.

BACA JUGA: Joan Mir Khawatir dengan Tikungan Sempit di Sirkuit Bugatti

Komentar Kumagai itu datang sehari setelah gubernur Prefektur Ibaraki mengatakan telah menolak permintaan serupa dari badan penyelenggara.

Ia menambahkan bahwa Olimpiade Tokyo bukan sesuatu yang harus dilakukan dalam keadaan apa pun dan mengusulkan untuk mempertimbangkan pembatalan, jika situasi pandemi memburuk.

BACA JUGA: Singapore Open Dibatalkan, Pebulu tangkis Gloria Sebut Tak Adil

Dengan waktu kurang dari tiga bulan hingga pembukaan Olimpiade Tokyo yang dijadwalkan, semakin banyak warga Jepang meminta pemerintah dan penyelenggara Olimpiade mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

Desakan juga mengalir agar pemerintah memikirkan kembali apakah pertandingan harus diadakan saat negara bergulat dengan lonjakan COVID-19.

Keadaan darurat virus corona yang meliputi Tokyo dan tiga prefektur lainnya, semula dijadwalkan berakhir pada Selasa (11/5).

Namun, diperpanjang hingga 31 Mei dengan dua prefektur lagi ditambahkan ke area yang ditargetkan untuk diberlakukan tindakan yang lebih ketat.

Pemerintah Tokyo melaporkan 1.010 kasus COVID-19 pada Kamis (13/5).

Menjadikan total kumulatif infeksi virus corona di ibu kota Jepang itu menjadi 150.071, tertinggi sejauh ini di antara 47 prefektur di Jepang.

Sebuah petisi online yang menyerukan pembatalan Olimpiade telah mengantongi lebih dari 340.000 tanda tangan pada Kamis malam.

Penyelenggara petisi, Kenji Utsunomiya, mantan kepala Federasi Asosiasi Pengacara Jepang, akan menyerahkan petisi tersebut kepada pemerintah Tokyo pada Jumat.

Anggota parlemen oposisi juga menyatakan keprihatinan tentang diadakannya Olimpiade.

"Banyak orang Jepang yang skeptis tentang diadakannya acara tersebut pada bulan Juli," kata Yuichiro Tamaki, ketua Partai Demokrat untuk Rakyat.

Ketua Partai Komunis Jepang, Kazuo Shii, mengatakan, "Partai-partai oposisi memiliki posisi yang sama bahwa Olimpiade tidak boleh diadakan."

Dia menambahkan akan mencari cara untuk bekerja sama dengan pihak lain untuk mendesak pemerintah membatalkan Olimpiade.

Sementara itu, pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga dan penyelenggara Olimpiade, bersikeras bahwa Olimpiade akan tetap dilanjutkan dengan langkah-langkah antisipasi penyebaran virus corona dengan cara menyeluruh.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler